Semakin berilmu seseorang, seharusnya ia semakin tahu akan tanda-tanda Kebesaran Allah SWT, maka seharusnya pula ia semakin beriman kepada-Nya, semoga kita bagian dari orang-orang itu, Amin.

Rabu, 30 April 2014

Tidak ada gembok yg tidak ada kuncinya

Tidak ada gembok yg tidak ada kuncinya
Tidak pernah guru membuat soal yg tiada jawabannya
Tidak ada penyakit yang tiada obatnya
Tidak ada masalah yang tiada jalan keluarnya

Ikhtiar, Do'a, Pasrah, Tawakkal, Khusnudzon
Tidak ada yg perlu dikeluhkan ttg takdir
Tidak ada yg perlu dikeluhkan ttg hidup ini

Semua ada ukurannya
Semua sudah ada tulisnya
Tidak akan Allah keliru memberi takdir
Tidak pernah Allah memberi cobaan melebihi kemampuan hamba

Anak SD akan diberi soal ujian untuk SD
Anak SMP tentu diberi soal ujian untuk SMP
Anak SMU pasti diberi soal ujian untuk SMU
Tidak akan tertukar satu dg yg lain

Cobaan bertujuan 3:
- menguji kesungguhan
- menghapus dosa
- mengangkat derajat

Cobaan berupa 2:
- Nikmat
- Musibah

Semoga kita semua diberi kekuatan, istiqomah & kejernihan berpikir dalam setiap kondisi, terutama saat menerima cobaan, baik berupa cobaan nikmat maupun cobaan musibah.

Aamiin...

"AKU AKAN PACARAN SETELAH MENIKAH"


Bagiku tak masalah..
Walau Malam Mingguku tak kuisi dengan Pacaran.
Yang lebih penting bagiku adalah menjauhkan diri dari kemaksiatan.

Bagiku tak masalah..
Malam Mingguku kuisi dengan duduk manis di rumah..
Daripada aku keluyuran dengan pasangan yang belum Halal.

Bagiku tak masalah..
Malam Mingguku tanpa acara kencan berduaan.
Karena aku tak mau termakan akan rayuan setan yang akan menjerumuskan.

Bagiku tak masalah..
Aku dibilang anak pingitan..
Asalkan aku tetap bisa menjaga nilai sebuah kehormatan.

Jika ada yang bertanya apakah aku bersedih? Apakah aku merasa tersisih? Apakah aku iri dan cemburu kepada mereka yang merasa Gaul karena sudah punya Pacar?

Maka dengan tegas aku jawab sama sekali Tidak..!!!

Justru aku merasa bahagia karena aku memilih JOMBLO.
Toh jadi JOMBLO tak akan selamanya bukan?

Bagiku akan ada saatnya untuk hidup bersama, bermesraan dan memadu kasih.
Yaitu hanya dengan seorang pasangan yang sudah Halal nanti.
Dimana aku akan menjalaninya dengan niat Ibadah yang akan bernilai Pahala.
Bagiku hak itu justru akan sangat indah.

Aku juga tak merasa Tersisih karena aku sadar kesendirianku ini justru Menyelamatkan-ku.
Membuatku tetap suci dan menjaga kehormatan.
Yang hanya akan kuserahkan dan kupersembahkan setelah menikah nanti.

Dan aku tak merasa Iri ataupun Cemburu pada mereka yang asyik dengan pacar-pacarnya.
Justru aku merasa miris jika membayangkan apa saja yang mereka lakukan dalam mengungkapkan CINTA mereka kepada orang yang belum halal.

Yuk berusaha menjauhi cinta terlarang.
Ingatlah PACARMU itu belum tentu jadi JODOHMU.
Tapi JODOHMU nanti sudah pasti menjadi PACARMU.

Jangan malu menjomblo jika belum siap menikah.
Akan ada waktunya dimana kita memiliki PASANGAN HALAL yang keindahannya melebihi indahnya PACARAN.

HAKIKAT JODOH

Apabila dua orang telah digariskan untuk dapat hidup bersama…
telah tertulis siapa yang menjadi Jodohnya dalam Kitab Lauhful Mahfudz maka…
sejauh apapun mereka…
sebanyak apapun rintangan yang menghalangi…
sebesar apapun beza diantara mereka…
sekuat apapun usaha dua orang tersebut untuk menghindarkannya…
meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya…
meski mereka sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya…
meski mereka tidak pernah saling bertegur sapa…
PASTI !!!!!!!!!
PASTI tetap saja mereka akan bersatu….
seakan ada magnet yang menarik mereka…
akan ada hal yang datang…
untuk menyatukan mereka berdua…
akan ada suatu kejadian…
yang membuat mereka saling mendekat…
dan akhirnya bersatu…
Aamiin ya Rabbal'alamin...

Sabtu, 26 April 2014

MISTERI DI BALIK BUKU PERTAMA, "TUHAN, IZINKAN AKU PACARAN" - best seller-

BACALAH DENGAN MENYEBUT ASMA RABB-MU YANG MAHA MENCIPTAKAN. BISMILLAH...

Sahabat tiar solution ada yang mau sharing ni dari sahabat sekaligus trainer senior saya Fikri H.M, semoga mengispirasi kalian semua....
Dalam temaram Ramadhan ini, Fikri ingin berbagi kisah menarik tentang cara menulis, atau lebih spesifiknya cara menerbitkan buku. Sebelum kita lanjud ke pembahasan inti, dalam bab ini saya ingin merubah gaya bahasa tulisan saya dari yang biasanya bernafas sastrawi mejadi gauli(et… jangan salah paham memaknai kata gaul). Kata kebanyakan orang sih, gaya tulisan sy itu nyastra bangat. Makanya banyak pembaca yang kudu banting otak buat ngebaca tulisan saya. 

Dalam kasus ini, saya ingin membongkar misteri di balik buku pertama saya dengan judul TUHAN, IZINKAN AKU PACARAN. Temen-temen kudu pada tahu bahwa, buku ini saya tulis sebelum saya duduk di bangku kuliah. Saat ini saya sdh duduk di bangku kuliah smester tiga. Tanpa maksud sombong, banyak sekali pujian-pujian melayang kepada saya dengan topic utama kesalutan mereka kepada saya, “Wah, antum hebat bisa nulis buku sebelum kuliah.” Dll.  So, bukan maksud ria pada diri sendiri atau ujub. Mungkin ini hanya sedikit akibat dari sebab saya menulis. Dan seluruh pujian yang saya terima, saya hanya membelas singkat “Alhamdulillah”. Segala puji milik Allah. Selesai.

Nah, kawan-kawanku semua yang baik hati. Duduk yg manis yah. Baca baik2.. Moga bermanfaat.
Jadi begini, saya sering sekali disemprot dengan pertanyaan, “Bagaimana sih cara kita menulis buku?”. Jujur, pertanyaan ini memang singkat. Tapi membutuhkan jawaban yang sangat tidak singkat. Bagaimana menulis buku? Tapi jangan kaget temen-temen semua. Sebab saya hanya menjawab  dengan tiga cara.
  1. Menulis
  2. Menulis
  3. juga Menulis
Lho kok bisa? Masa sih?

Tapi sebelumnya saya mohon maaf sekali lagi. Dalam tulisan saya ini, tanpa ada maksud takabbur sedikit pun dari hati saya, mungkin akan tmn2 temukan kalimat-kalimat yang mengandung unsur pujian atau kekaguman pada diri saya. Ini tidak lain adalah kenyataan yang saya terima. Bukan maksud meninggikan diri. Semoga kalian bisa berhusnuzzhan akan pujian itu, kiranya dapat menjadi bumbu motivasi untuk menulis dan berkarya lebih besar lagi kepada bangsa Indonesia dan Agama.

Begini lho sobat. Awal dari mengapa saya menulis buku, saya ini mempunyai basic pendidikan pesantren salafi. sebuah pesantren di tepi kota yang brada di provinsi Aceh. Pesantren saya boleh dibilang sangat jauh dari keramaian kota. Bahkan, dulu, ktika masih berstatus santri, untuk mencari jaringan internet saja harus menempuh perjalanan sekitar 45 kilo meter. Bisa bayangin gak tuh bagimana kampungannya? Itu baru urusan internet. Belum hal-hal lain yang sifatnya terbelakang dari istilah moderenisasi. ahkan, ketika musibah tsunami dan gempa 2004 lalu, pesantren saya jg kebagian jatah. Untung saya belum sampai di Aceh ketika itu. Baru sepuluh bulan kemudian saya menginjak Aceh. Puing-puingnya masih banyak yang bisa saya saksikan dengan mata kepala saya sendiri. Kata teman-teman saya yang mengalami – bahkan ikut tersert arus – ombak tsunami, ketinggian gelombang tsunami di pesantren saya sampai lima meter. Bahkan lebih. Korban meninggalnya sekitar 400 orang. Rumah-rumah warga banyak yang hanya tinggal tanah rata. Eh, kok jadi bicara tsunami sih? Maksud saya, kalian mungkin bisa berimajenasi bagaimana kolotnya pendidikan saya dibanding pendidikan di kota metropolitan?

Maka dari sini kita tidak bisa memprediksi bahwa orang kolot pun ada yang bisa nulis buku yeeh? Hehe.
Saya mempunyai banyak hobi. Salah satunya adalah hobi membaca. Saya selalu membiasakan diri untuk memperbanyak bacaan. Nasehat membaca ini banyak saya temukan dari pelajaran pesantren – termasuk ayat IQRO BISMI… -. Satu nasehat yang paling manjur tentang membaca ini saya dapatkan dari seseorang yang tak lain adalah Abi saya sendiri. “Khie….” Kata Abi. Saya di rumah biasa dipanggil iki. “Kalau kamu mau jadi orang sukses, kamu harus banyak-banyak membaca. Orang bisa pinter itu  bukan dilihat dari berapa jauh dan berapa lama dia belajar di pesantren. Orang yang pinter dan sukses itu adalah dia yang suka banyak membaca.  Kalau kamu mau sukses, kamu harus meluangkan waktu untuk membaca minimal satu hari tiga jam. Itu minimal….” Ya. intinya seperti itu deh.

Dari sinilah motivasi membaca saya membara, bahkan sampai sekarang. Emang sih, dari kecil sampai sekarang, Abi selalu mencontohkan membaca. Saya sering, bahkan  hinggak sekarang, menyaksikan Abi sy membaca buku-buku. Abi emang dari dulu udah kutu buku. Apalagi kitab kuning bin gundul. Di rumah saya ada banyak tumpukkan kitab-kitab dan buku-buku punya Abi. Kalau mau baca, silakan main ke rumah.  Hehe.

Gayung pun bersambut cidukan, hingga pelan-pelan saya ketularan penyakit membaca. Sebuah penyakit yang bagi saya menguntungkan dunia akhirat. Maka apalagi hobi bagi seorang pembaca kalau bukan masuk dan main-main ke toko buku? Pokoknya membaca. Titik. Dari dulu sampai sekarang saya ini paling suka masuk ke toko buku. Walau pun tidak bs beli buku karena tidak ada uang. Saking parahnya, kalau mau masuk ke toko buku seperti Gunung Agung atau Gramedia, saya harus lihat isi kantong dulu. Kalau cukup ya masuk. Kalau gak cukup jangan sampe nekat. Bisa sakit hati nantinya. Lebih parah lagi, kalau ada temen saya yang masih nekat ngajakin masuk ke toko buku setelah saya tolak dengan alasan lagi kangker alias kantong kering, dia pasti jadi korban saya mengutang. Udah banyak lho korbannya. Sampai sekarang saya masih punya utang 100 ribu ama temen saya gara-gara beberapa waktu yang lalu diajak masuk ke toko buku. Padahal waktu saya lupa bawa duit sama sekali. Ditambah dompet ketinggalan. Dan ATM pun tak bisa berkutik. Ampe sekarang belum diganti nih.

Saya rada-rada kurang betah kalau sehari semalam tidak membaca atau menulis. Itulah efeknya. Kalau temen-temen sering lihat saya jalan kemana aja, pasti saya selalu membawa tas. Nah, kalau temen-temen tukang razia, coba deh razia tas saya. Di dalamnya pasti akan ada minimal satu buku yang saya bawa. Pokoknya bawa buku. Sepadet apapun yang akan dibawa, urusan buku harus tetap diberikan ruang tersendiri di dalam tas. Walau pun tidak untuk dibaca karena mungkin nantinya akan sibuk. Pokoknya bawa aja. Sebab saya sadar, pasti bakalan ada waktu tersendiri di saat-saat kita bengong  atau mennggu. Kita tidak pernah bisa memprediksi ngapain nantinya.
Nah, saya berpikir, alangkah bermanfaat jika waktu-waktu bengong itu kita kita isi dengan membaca buku. Setidaknya
kan ada manfaat yang akan kita rasakan. Paham kan?

                                                                           *ngaso doeloe*

Suatu hari ketika saya pulang kampung ke rumah saya di Parung karena liburan pesantren,  saya main ke Gramedia Bogor. Entah kenapa secara tiba-tiba, saya kerasukkan jin aneh di sana. Kelak saya tahu jin tersebut menjerumuskan saya ke jalan yang baik. Siapa dan ngapain jin itu? Jin itu adalah jin yang membenihkan di hati saya rasa iri kepada tumpukkan buku.  Saat mata saya menerawang ke rak-rak tumpukkan buku yang banyak itu, saya berandai-andai kalau saja ada satu buku yang di situ terpajang nama saya.  Buku saya. Buku tulisan saya. Buku yang saya tulis dengan tangan saya sendiri. Kalau saja. Ya. kalau saja. Dulu sih mikir kayaknya menulis buku itu mimpi. Mana mungkin orang pesantren kobong bisa nulis buku? Impcibel deh kayaknya. Apalagi saya gak pernah ikut bergabung di forum kepenulisan. Bahkan, saya sma sekali tidak pernah ikut seminar tentang kepenulisan.

                                                                        *minum dulu ya*

Pas saya udah di rumah, jin itu ternyata masih anteng di dalam otak saya. Dia tuh seolah-olah ngomong, “Ayo khi, kamu pasti bisa. Kamu harus menulis buku. Kamu harus tunjukkan pada orang tua, pada gurumu, pada temenmu, pada Islammu, pada Nabimu, pada Indonesiamu, pada dunia, bahwa kamu itu bisa menuils. Bahwa kamu, Fikri Habibullah Muharram layak dan mampu menjadi seorang penulis. Bahkan penulis best seller. Ayo khi…. Tunjukkan.” Hehe. Katanya.

Dheg…dheg…dheg… duarrrrrrr………………!!

Akhirnya tantangan jin itu saya jawab ketika masa liburan pesantren habis. Berangktlah saya kembali ke Aceh dari Bogor. Di pesantren saya mulai memikirkan ceruk-ceruk impian menulis itu.  Pertanyaannya, apa yang harus saya tulis? Sejenak saya berpikir minat apa yang saya sukai. Ah. Kebetulan sekali, saat itu saya sangat suka mempelajari kitab kuning, khususnya ilmu Nahwu. Saya tertantang untuk mensyarah kitab gundul yang jumlah halamannya ratusan itu. Judlunya Kawaakibud Duriyyah,syarah dari Matan Al-Ajruumiyyah. Saya ingin tulis ulang kitab itu, lalu saya syarah sendiri dgn penjelasan saya. Kalau nantinya  ada yang gak paham saya akan tanyakan penjelasannya pada ustadz-ustadz saya di pesantren. Alhamdulillah, waktu itu saya menjabat sebagai sekertaris pondok. Privilage yang saya terima, saya boleh dan bisa mengotak-atik komputer pesantren. Nah, privilege itu secara diam-diam saya manfaatkan buat menulis dan mensyarah kitab berbahasa arab gundul itu. Makanya sekarang saya tidak canggung menulis arab. Saya sudah hafal mana alif, mana ba, mana kasroh, dll. Walau pun keyboardnya bukan keyboar arab (emang ada keyboar arab?)

Waktu berganti waktu, saya pun terus menulis. Tanpa saya sadari waktu itu, saya sudah menulis sekitar delapan puluh halaman dengan format legal, spasi satu, font 12. Hah? Delapan puluh halaman? Saya senyum sendiri. Hehe.
Ngomong-ngomong, waktu itu saya berandai-andai kalau saja punya laptop sendiri. Kalau saya punya, saya pasti bisa nulis lebih banyak tanpa perlu diem-diem menulis di kantor sekertariat pondok. Saya ambil hp – Alhamdulillah make hp waktu itu udah boleh, coz saya udah jadi dewan guru di pondok -, lalu saya telepon Abi di Parung. “Bi… boleh gak ikhie minta laptop.” Kataku. Abi diem sambil menghela nafas panjang. “Nanti deh. Doain abi biar abi dapat rizki buat beliin laptp. Abi lagi mikirn buat biaya ummi melahirkan ki. Ummi skrg masih di rawat di rumah sakit. Biayanya udah lebih dari tujuh juta nih. Ummi dioperasi sesar. Adikmu juga masih dirawat dan sampai sekarang masih pake oxygen terus. Abi juga pusing. Abi bahkan punya utang lebih dari lima juta.” Oh tidak. Saya menitikan air mata. Saya terus sedih dengan ujian keluarga itu. Kenapa? Sebab di kemduian hari adik saya meninggal dunia. Padahal itu adik perempuan satu-satunya yang saya harapin bertahun-tahun silam. Maklum, anak pertama

                                                            *jadi nangis nih. Udah ah jangan cerita kesitu*

Beberapa bulan kemudian saya dapat telepon dari Abi. “Khi, abi udah kirimin laptop ke Aceh. Mungkin tiga hari lagi akan sampai. Laptopnya pake yang bener. Jangan gunain buat hal-hal yang gak bermanfaat. Jangan sembarangan masukkin flash disk atau kaset yang rusak. Jaga tuh baik-baik. Ya… laptopnya sih Cuma Pentium tiga. Tapi buat iki nulis itu sudah oke lah. Nanti juga bakalan sampe Insya Allah.”

                                               *sujud syukur tak terikra sambil nangis-nangis setelah penantian panjang*

Dengan laptop butut itu, saya menulis sebanyak-banyaknya. Seratus halaman. Naik jadi seratus dua puluh. Naik seratus tujuh puluh. Seratus sembilan puluh. Dan ketika melewati sampai dua ratusan, tiba-tiba laptop saya kumat mendadak. Saya ingat sekali, ketika itu saya sudah lewat pembahasa bab ISIM ISYARAH. Kenapa tiba-tiba sebuah virus hebat menyerang laptop saya yang hanya miliki ram di bawah dua ratus lima puluh giga ples hardis sepuluh giga. Aku tercengang sendirian pas tahu bahwa seluruh data-dataku hilang seketika. Aku menangis sejadi-jadinya. Saya merasakan hal itu adalah hal paling buruk yang menimpa saya. Saya ingin mati aja deh. Gak layak memang jadi penulis. Ditambah, waktu itu saya lagi suka sama seorang akhwat, tapi gak berani ngungkapinnya. Dia juga udah punya cowok lain. Hiks. His….. Sakiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttttttttt.

                                                                             *tereak *

Sampai di sini saya harus mundur? Ya. karena saya mikir gak akan bisa menjadi seorang penulis. Saya jadi males nulis. Beberapa hari saya vakum dengan dunia tulis-menulis. Laptop hanya jadi mainan game kecil2an saja. Mc. Word menjadi makhluk paliing membosankan sedunia. Sampai suatu harijin itu datang lagi. Dia membangkitkan saya lagi. Dia terus memotivasi saya. Awalnya saya gak begitu yakin dengan cara dia memotivasi saya untuk menulis. Saya pikir dia cuma ngasih harapan yang tak pasti. Gak berguna saya nulis. Tapi saya coba pelan-pelan. Dan tanpa saya sadari, saya sudah menulis sebuah naskah yang banyak berbicara tentang cinta. Itung-itung sambil latihan, saya kasih judul naskah itu CATATAN SEJARAH CINTA. Ampe sekrang manuskripnya masih ada nih. Mau lihat? Boleh. Main aja ke rumah. Hehe.
 Akhirnya,detik-detik menjelang perpisahan saya dengan pesantren untuk pulang kampung, naskah tersebut saya wakafkan ke pondok saya. Ya.. itung-itung sebagai sedikit pemberian saya kepada pesantren ketika saya akan meninggalkan pesanten. Naskah itu saya gak terbitin sih, Cuma saya kasih manuskrip hard datanya langsung sama kawan saya. Eh, dia edit ulang dan naskah saya dibuat semenarik mungkin. Lalu difoto copiin naskah saya itu ampe banyak. Ia jual naskah itu sama santri-santri se pondok. Tahu gak sobat? Ternyata lebih dari seratus orang santri di pondok saya pada baca naskah saya. Mereka diam-diam membeli naskah saya itu. Katanya isinya menggugah dan menarik.  Ah masa sih? Saya setengah percaya lho ama fakta itu. Padahal dua minggu lagi saya harus udah terbang ke Jakarta.  Saya jadi semakin PD menulis. Keyakinan itu tumbuh membenih perlahan demi lahan.

Seminggu sebelum terbang ke Jakarta, di Aceh saya sudah mempersiapkan sebuah ide menulis buku naskah lagi. Ide yang saya rangkai ini untuk menjawab betapa sedihnya hati saya yang mencintai seorang wanita, tapi cinta itu hanya mampu saya pendam di hati. Pelan-pelan saya rangkai siluet-siluet menulis, lalu saya mainkan dalam sebuah aksi. Saya tidak perlu belajar bagaimana cara menulis. Pokoknya ya menulis. Titik. Hingga akhirnya, saya  baru tahu karena telah banyak menuls dalam hidup saya. Antara sadar dan tidak sadar, ternyata saya sudah menulis banyak tentang cinta dalam gaya sastra lho. Saya jadi yakin tuh sama naskah cinta saya. Modal saya Cuma satu, banyak membaca karya sastra. Udah itu aja. Lalu banyak gaya-gaya bahasanya yang saya tiru.
Pas waktu itu saya sudah di rumah. Setelah sholat istikhoroh, saya dapat ilham sebuah kalimat untuk menjadi paragraf paling permulaan dalam buku saya. Ya. TUHAN, IZINKAN AKU PACARAN. Kalimat ini yang kelak saya jadikan sebagai judul naskah saya. 

Karena belum mengerti tentang cara menerbitkan buku, saya membeli sebuah buku tulisan Jonru dengan judul MBIG (Menerbitkan Buku Itu Gampang). Buku setebal – kalau gak salah –  275 halaman itu saya lahap dalam waktu kurang dari tiga hari. Dari buku itu saya mulai paham sedikit sketsa menerbitkan buku.
Kata Jonruketika naskah telah dirasa rampung dan baik, kita harus tentukan dulu ke penerbit mana kita harus kirim naskah kita. Dalam hal ini saya memilih penerbit yang sudah saya akui karena bukunya terbitannya banyak tersebar di seluruh Indonesia. – saya tahu rahasia ini karena melirik daftar-faftar penerbit dari buku yang saya beli - .Ya. Namanya GEMA INSANI PRESS atau GIP. Enakhnya di GIP, kita bisa mengirimkan naskahnya dalam bentuk soft copy atau hard copy. Kalau mau hard copy ya kita print dulu, baru kita kirim ke penerbit. Boleh juga lewat pos atau datang langsung ke penerbitnya. Konsekuensinya kita harus ngocek kantong untuk biaya print dan ongkos pengiriman. Cara kedua dengan mengirimkan email. Ini yang paling simple. Tinggal lihat apa email redaksi penerbitnya, terus kita kirim deh. Memang sih, tidak semua penerbit menerima cara yang kedua ini. Untunglah di GIP cara  kedua tersebut masih bisa. Saya pilih cara yang kedua. Karena waktu itu saya gak punya banyak uang. Saya juga yakin kalau emang jodoh buku saya terbit pasti bakalan di terima. Saya juga nyadar sih masih penulis pemula yang belum punya nama.

Saya masuk warnet dan klik, sebuah email dengan terlampir naskah TUHAN, IZINKAN AKU PACARAN saya kirim ke email penerbit. Saya juga sertakan biodata lengkap, termasuk nomor hp dan rekening bank yang kagak ada saldonya (buka aib) hehe.

Dua hari kemudian saya mendapatkan email balasan dari GIP. Kurang lebih kata-katanya

“Assalaamualaikum Wr. WB. Terima kasih saudara Fikri. Naskah anda telah kami terima. Mohon menunggu satu bulan untuk proses penilaian kelayakkan terbit naskah Anda. Jika dalam waktu satu bulan belum menerima kabar, silakan hubungi kami kembali. Terima kasih. Wassalaamualaikum Wr. Wb. GIP”

                                                 *setelah ikhtiar tergigih, saya pasrah apapun jawaban GIP*

Dalam masa penantian penuh harap ini saya ingat sekali kata Jonru dalam MBIG-nya, lupakan naskah Anda. Anggap saja Anda tidak pernah memiliki naskah itu.  Saya ikut saja apa katanya. Satu bulan saya tunggu kabar darinya. Sambil menunggu keputusan penerbit atas naskah  TIAP, Saya memperbanyak sedekah, tilawah, dan memohon kepada Allah agar naskah saya bisa terbit dan bermanfaat. Saya juga minta doa paling mujur. Siapa lagi kalau bukan sama Ummi? Karena saya sadar, apapun usaha saya, kalau tidak ada ridho dari Ummi tercinta, semuanya akan sia-sia. Saya tidak banyak curhat tentang pengiriman naskah ini sama temen-temen. Takut malu  dan kecewa kalau gagal terbit.
Seminggu, dua minggu mulai lewat. Naksah itu pun benar-benar lupa. Penantian panjang ini menjadi tiada ada arti ketika naskah itu terlupakan. Sampai akhirnya hampir satu bulan akan berlalu, tepat pada pukul 15.17 sore, handphone saya berdering dengan suara khas yang begitu akrab di telinga. Tanda sebuah pesan singkat masuk. Saya buka, dan saya baca isinya. Tulisannya persis begini

“Asw Fikri, kami dari Gema Insani ingin memberitahu, nskah anda tinggal menunggu persetujuan dr direktur utama. InsyaAllah sebagian besar tim penilai menyetujuinya. Hrp tunggu kabar terakhir dari kami. Woro Editor GIP”

                                                      *pengen terbang. Tapi jatoh lagi*

Wah, betapa senangnya saya menerima kabar ini. Sms dari GIP sedikit memberikan celah bagi saya untuk bernafas lebih lega dari sebelumnya. Ibarat saya sudah berada di gerbang masuk. Tinggal menunggu dibuka saja setelah pemilik gerbang mengetahui kedatangan saya. Tapi jujur aja deh, saya masih belum sepenuhnya yakin akan jawaban finalnya nanti. Kata GIP kan masih harus menunggu persetujuan. Ini baru 80 persen. Sisanya masih ada kemungkinan ditolak. Saya masih memendam harap pada sms penuh misteri itu. Saya terus berharap ada kiriman sms dari GIP lagi. Setiap sms yang masuk selalu membuat saya penasaran. Pernah saya dapat sms sore-sore juga, di waktu yang sama dengan sms GIP sebelumnya. Saya yakin sekali sms itu datangnya dari GIP. Pas saya buka isinya ternyata temen saya nagihin utang pulsa dua belas ribu. Huh.Ngeselin. Kabar terakhir dari GIP terasa lama sekali bagiku untuk menanti. Kapan tiba kira-kira ya? saya jadi was-was da bosen sendiri. Dua hari kemudian, tepat pada pukul 13.18 siang, sebuah pesan singkat kembali datang.

“Aslm Kmi infokan bhwa nskah Anda yg brjdul Tuhan! Izinkan Aku Pacaran layak u/ dtrbitkan & slanjutnya akn kami krim Draft prjanjian ke email anda Wslm_Tim GIP.”

                                           *aku terbang melayang. Menari-nari bersama bidadari. lebay”

Alhamdulillah. Setelah ikhtiar paling gigih. Saya sujud syukur kepada Allah SWT karena ternyata usaha saya menulis tidak sia-sia. Saya loncat-loncat tidak karuan. Bahkan Ummi yang lagi masak di dapur sampe keheranan ngeliat saya rada-rada stress dan error. Persis kaya anak kecil. Padahal kan saya jarang loncat-loncatan begitu. Setelah saya ceritakan, ummi dan abi pun ikut bahagia karena anaknya bisa nulis buku. Mereka senang sekali mendengar kabar dari saya. Nah, sekarang saya tanya pada teman-teman semua. Kalau sekiranya posisi saya saat itu adalah Anda, kira-kira apa perasaan Anda ketika mengetahui naskah kita layak dan akan segera menjadi buku yang dijual di toko-toko buku?
Main bukan apa bukan main? ayooo???

Seiring perjalanan waktu. (bahasanya ini mulul ganti ah.)

Di lintasan hari-hari kemudian. Saya menanti-nanti terbitnya buku saya di pasaran. Pasti penerbit akan memberitahu kalau buku saya sudah beredar. Apalagi, dalam draft aqad perjanjian antara penulis dan penerbit, diberitahukan bahwa penulis mendapatkan sepuluh exemplar buku secaracCuma-Cuma, sebegai tanda bahwa buku telah dicetak. Selanjutnya ada dua buku untuk setiap kali naik cetak ulang. Bagaimana ya buku saya itu? Kaya apa ya bentuknya? Bagaimana rupanya? Apa ada nama saya di sana? Saya jadi penulis  buku dong? Kemana-mana saya tetap mendapat julukan penulis dong? Inilah bayang-bayang penuh kesenangan dalam penantian.

Sampai pada suatu hari, saya dikejutkan oleh pesan masuk dari nomor tak dikenal

“Congrulation ats trbit`a bku qmu, jdul yg indah, “Tuhan, Izinkan Aku Pacaran” Semoga Allah nginjinkan kmu pacaran n bsamnjadi best seller bkan hnya di indo sja tp smpe ke luar negeri.”

Hah? Kok dia bisa tahu saya nulis buku? Siapa dia ya? Akkhirnya saya ingat ternyata di bagian akhir buku itu ada nomor saya. Tapi, apa benar buku saya sudah beredar? Ada lagi pesan masuk dari nomor berbeda yang saya tidak kenal

“Fikriiiiii sprit ap y kamu??? Ak jth cinta dgn tulisan km TUHAN, IZINKAN AKU PACARAN….”

Oh tidak. Dia juga kok tahu ya buku saya? Saya penasaran dengan orang ini. setelah saya klarifikasi, dia mengaku seorang pembaca yang membeli buku TIAP di Gramedia kota Malang. Ini artinya, buku saya sudah ada di sana. Lagi-lagi masuk SMS. Ini baru dari Kakak sepupu saya di Cikarang

“SELAMAT YA ATAS PELUNCURAN BUKU PERTAMANYA! CITA2 FIKRI SUDAH TERCAPAI MENJADI SEORAG PENULIS MUDA. C IIN HANYA BISA BRDOA DARI JAUH, DAN JANGAN JADI ORG YANG SMBG.”

Dan berratus-ratus sms masuk terus ke handphone saya.

“Assalaamualaikum. Tuhan,, Izinkan Aku Pacaran!” Subhanallah keren bgtzz. Yg pling saya suka adlh kutpan “Selamat Tingga Kekasih.. Kami tidak akan menggu hgga penyesalan seumur napas itu dtang.. Bagi kami, lebih baik menyesal hari ini dari pada jam trbang taubat telah Allah tutup. Success kdpan ya. dtunggu bku slnjtnya.”

Ada lagi sms masuk. Dan ini dari seorang teman yang saya kenal. Dia kakak kelas saya waktu saya mondok di pesantren Qotrun Nada dulu.

“Tadi ane ketemu temen, terz dy bca buku Tuhan, Izinkan Aku Pacaran. Eh ane liyet ada nma pengarangnya. N kya`a ane knal ya ama pngarangnya. Ya udah nih ane iseng ja sms. Alhamdulillah bener. Hebat nte Fik…”

Lagi..

“Asalmlaikum. Ma2f ya klu sblmnya mggu. Aq adalah fans anda, dgn bku yg berdjul Tuhn, Izinkn aq Pcrn.”

Satu lagi,

“Ini dengan pembaca buku Anda di daerah Jabar. Maaf sbelumnya klau mengganggu. Saya dapat no Anda dri bku yang saya baca. Jujur, saya sngat trkesan sekali dgn buku anda. Baru prtama kali  membaca buku yang selesai dalam waktu DUA MALAM”

Yang paling menarik sebuah testimony dari seorang pembaca atas isi tulisan saya di dalam buku itu

“Maaf akhi saya ganggu.. ni sama Dita di Tasikmalaya. Kalu bleh jujur, buku yang akhi FIkri tulis benar2 mengubah hati dan fikiran saya. Hingga pd akhirnya sy berpikir untk memutuskan hubungan ‘pacar’ dan mncoba kmbali pda kebenaran walaupun sngt terpaksa, berat, dan pasti meninggalkan kesedihan antara masing2 kami.”

Dari sms-sms yang masuk itu, apalagi kalau bukan pertanda bahwa buku saya benar-benar telah beredar di pasaran. Sampai di Tasikmalaya dan Malang segala. Saya kan belum pernah ke sana. Bgaimana fisik bukunya aja belum tahu. Jelas lah saya bertanya2, Kaya apa sih buku saya? Saya check di toko buku Gramedia ketika itu. Dan akhirnya, terpampanglah sebuah buku di rak koleksi buku2 terbru dengan sAmpul biru. Di situ jelas sekali bertuliskan sebuah judul TUHAN, IZINKAN AKU PACARAN, lengkap dengan nama penulisnya yang ngegemesin, FIKRI HABIBULLAH M. Hehe. Nama ciapa tuh?
Kabarnya, cetakkan pertama sudah LUDES dalam waktu dua bulan. Lalu naik cetak lagi. Bahkan sampai sekarang udah naik cetak ke tiga. Udah ke empat kali atau lima kali ya? kalau sekali cetak saja di atas tiga ribu, kalau udah berkali-kali cetak kira-kira berapa udah eksemplar bku saya? Apalagi di antara sms-sms itu, kelak saya tahu ternyata buku saya telah beredar di lima pulau besar yang ada di Indonesia. Dari mulai Aceh, Medan, Padang, Riau, Kalimantan, Pontianak, Balik Papan, Bangka Belitung, Lampung, dan Jadebotabek. Kalau Jawa Timur dan Jawa Tengah sih langganan utama.  Juga banyak kota-kota lainnya. Khusus sebagai penutup adalah kota Jayapura di Irian Jaya. Sebuah provinsi paling sudut di Indonesia. Berarti, buku  saya sudah tersebar dimana-mana. Dan ini semua saya tahu dari para pembaca yang menghubungi saya baik via telepon maupun via sms.

Hari-hari tak pernah mundur. Ia maju, membawa nama buku saya menjulang tinggi. Kini, akibat dari buku itu, saya banyak diundang untuk mengisi seminar-seminar bedah buku ke berbagai macam tempat. Seperti kampus-kampus elite, atau sekolah2 bonavide. Sudah tak terhitung berapa jumlahnya. Pastinya, fee yang saya dapatkan dari bedah buku itu punya amplop khusus. Setiap bedah buku kan saya juga jual buku saya sendiri. Dari situ juga dapat rizki pelan2. Alhamdulillah. Dari royalty dan tabungan itu, sekarang saya bisa membeli satu handphone baru dan notebook baru merek HP seri terbaru –waktu itu-. Ini artinya, saya sudah tidak minta uang lagi sama Abi dan Ummi. Kalau perlu ngasih pelan-pelan. Ya iya lah, malu atuh udah gede, masa minta duit terus sih? Buat apa saya dididik dari kecil kalau tidak pernah mandiri dalam berfinansial? Ca elah.  Gaya loh ah. Bisa gini juga gara-gara  doa Ummi dan Abi. Alhamdulilah.
Sampai sekarang ada dua buku lagi yang terbit setelah TIAP dalam bentuk antalogi. Jdulnya SUNGGUH, AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH dan JANGAN LUKAI IBUMU.

Nah kawan-kawan, sekelumit kisah saya di atas, setidaknya menjadi bukti bahwa menulis itu bukan bagaimana kita pintar menulis. Saya yakin, jika ada kemauan setiap orang pun bisa menjadi seorang penulis. Ya. sekali lagi, kalau ada kemauan. Seberat apapun batu penghalangnya, tetap akan pecah jika tekad kita telah membara dan membaja kian kukuh. Ingatkan kata mahfuzat yang sering kita dengar, idzaa shodaqol azmu, wadhahas sabiil. Kalau tekad udah bulat, maka jalan akan terbuka sendiri. Dan saya sudah membuktikan itu.
Mau jadi penulis kan? Tunggu apalagi kawan. Saya dapat nasehat dari guru saya, Prof. Dr. K.H. Ali Musthafa Ya`qub. Kata beliau, wa laa tamuutunna illa wa antum kaatibuun. Dan janganlah engkau mati kecuali menjadi seorang penulis. Hehe. Bener bangat tuh.

Dan Alhamdulilah, GIP telah menobatkan buku saya sebagai salah satu buku BEST SELLER untuk katagori penulis pemula yang baru berkiprah dalam dunia tulis-menulis.

Mohon doanya, saat ini Fikri sedang merampungkan sebuah novel menggugah dan inspiratif. Apa judulnya? Nanti saja kalau udah terbit. Hehe.

Teman-temanku yang sholeh dan sholehah. Ini sedikit goresan hati yang ingin saya tumpahkan, juga sebagai jawaban dari teman-teman yang banyak bertanya tentang cara BAGAIMANA MENJADI SEORANG PENULIS PEMULA YANG BISA MENERBITKAN BUKU. Semoga ini bermanfaat. Sekali lagi, mohon maaf bila ada unsur ke-takabburan. Wallahi, semua itu hanya testimoni agar anda pun terbangkit, tergairah, sebagaimana saya sebelumnya merasakan demikian.

Akhirnya, kalau saya aja bisa nulis sbelum kuliah, anda juga bisa kan?


SALAM. FIKRI H.M. 

Rahasia Sujud didalam Sholat

ujud melibatkan 5 anggota badan yang bertumpu pada bumi, yaitu dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut dan kedua ujung jari kaki.
Sujud adalah konsep merendahkan diri, memuji Allah dan meminta segala macam permintaan kepada Allah. Sekaligus, mengikis sifat sombong, riya', takabur, dll.
Dr Fidelma O'Leary, Phd Neuroscience dari St Edward's University, telah menjadi mu'allaf, karena mendapati fakta tentang manfaat sujud bagi kesehatan. Dalam kajiannya ditemukan ada beberapa urat syaraf di dalam otak manusia yg tidak dimasuki darah, dan urat ini baru bisa dimasuki darah ketika manusia sdg sujud.
Tetapi urat saraf ini hanya memerlukan darah untuk saat tertentu saja. Yaitu, pada waktu-waktu sholat yang telah ditetapkan Islam (shubuh, dzuhur, 'ashar, maghrib, Isya').
SubhanAllah...
Jadi, siapa yang tidak sholat maka urat ini tidak menerima darah sehingga otaknya tidak berfungsi secara normal. Salah satu indikasinya adalah timbul macam-macam gejala sosial di masyarakat yang tidak sholat saat ini.
Karena letak otak di atas jantung, maka kata Prof Hembing, jantung hanya mampu menampung 20% darah ke otak manusia, maka dibantu lagi dengan sujud yang lebih lama agar menambah kekuatan aliran darah ke otak.
Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Rasulullah, supaya
kita sujud berlama-lama pada raka'at terakhir. Manfaat sujud berlama-lama ini, untuk menolak pening, dan migrain, menyegarkan otak, menajamkan akal pikiran (peka),
melegakan sistem pernapasan, membetulkan pundi peranakan yg jatuh, memperbaiki kedudukan bayi sungsang, dll.

GOLONGAN ORANG YANG SELALU DIDOAKAN OLEH MALAIKAT

"Sebenarnya (Malaikat-Malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.
Allah mengetahui segala apa yang ada di hadapan mereka dan yang ada di belakang mereka. Dan mereka tidak memberikan syafa'at melainkan kepada orang-orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati-hati kerena takut kepada-Nya." (Q.S. Al-Anbiya' 26-28)
Lalu siapakah orang-orang yang selalu didoakan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat oleh para Malaikat? Mereka adalah :
1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci. Dalam hal ini kita dianjurkan untuk berwudlu' menjelang istirahat.
2. Orang yang duduk menunggu waktu Shalat. Dalam hal ini seseorang mensegerakan diri untuk bersiap-siap menunggu waktu Shalat sebelum adzan berkumandang.
3. Orang yang ada pada Shaf terdepan ketika Shalat berjemaah.
4. Orang yang menyambung Shaf (tidak membiarkan kosong) ketika Shalat berjema'ah.
5. Orang yang masih berada di tempat Shalatnya setelah selesai melakukan Shalat. Artinya ia menyempatkan diri untuk berdzikir & berdoa setelah menunaikan Shalat.
6. Orang yang Shalat berjemaah pada waktu Shubuh dan 'Ashar.
7. Orang yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama Muslim) tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya.
8. Orang yang suka berinfak.
9. Orang yang sedang makan sahur pada bulan Ramadhan.
10. Orang yang suka menjenguk saudaranya yang sedang sakit.
11. Orang yang suka mengajarkan serta menasehatkan kebaikan kepada orang lain.

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang demikian.
SILAHKAN SHARE / BAGIKAN UNTUK PARA SAHABAT. INSYAALLAH BERMANFAAT.

Senin, 21 April 2014

Semangkuk Nasi Putih

Pada sebuah senja 20 tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir didepan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu direstoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk kedalam restoran tersebut.
"Tolong saya mau pesan semangkuk nasi putih.", dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan.
Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini yang hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, dan kemudian segera menghidangkan semangkuk penuh nasi putih sesuai dengan pesanan pemuda tsb.
Ketika pemuda ini menerima nasi putih dia kemudian berkata dengan pelan :
"Dapatkah menyiram sedikit kuah sayur diatas nasi saya."
Istri pemilik rumah makan berkata sambil tersenyum :
"Kalau ada yang engkau suka yang lain lagi, silahkan saja ambil ya,... Ga usah bayar kok !"
Si Pemuda sangat terharu atas kebaikan hati si pemilik rumah makan tsb.
Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir " Karena kuah sayurnya gratis
berarti Dia bisa memesan semangkuk lagi nasi putih".
" Bisa kah saya pesan satu mangkuk nasi putih lagi " kata si Pemuda tsb pelan.
"Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya." Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda tsb.
"Bukan, saya akan membawa pulang, saya pengen di bungkus aja. Besok saya akan membawanya ke kampus sebagai makan siang saya !"
Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir bahwa pemuda ini mungkin dari keluarga yg kurang mampu dan berasal dari luar kota, sehingga demi menuntut ilmu kekota, dia harus mencari uang sendiri untuk kuliah, sehingga kesulitan dalam hal keuangan itu sudah pasti.
Berpikir sampai disitu pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini.
Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini,hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan dibawah nasi ?
Suaminya kemudian berbisik kepadanya :
"Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk dinasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia tidak akan datang lagi, jika dia ketempat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk dia kuliah."
"Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya."
"Jika saya tidak baik, apakah engkau akan mau menjadi istriku ?" Katanya sambil menatap mesra istrinya.... dan sepasang suami istri muda inipun merasa sangat gembira dapat membantu orang lain.
"Terima kasih, saya sudah selesai makan." Pemuda ini pamit kepada mereka.
Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.
"Besok singgah lagi ya..., engkau harus tetap bersemangat !"
kata si pemilik rumah makan sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok untuk jangan segan-segan datang lagi.
Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah kerumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari.
Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi.
Pada suatu hari, ketika suami istri ini sudah berumur 50 tahun lebih,
pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka akan segera digusur.
Tiba-tiba akan kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang disekolahkan diluar negeri masih perlu biaya pendidikan yang cukup besar setiap bulan, membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik.
Pada saat itu tiba2 masuklah seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek dan kelihatannya seperti direktur sebuah perusahaan besar.
"Apa kabar ?, perkenalkan saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami mengundang Bapak dan Ibu berdua untuk membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan semuanya kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana, keuntungannya akan dibagi 2 dengan perusahaan."
"Siapakah direktur diperusahaan Anda tsb ?, mengapa begitu baik terhadap kami ? saya tidak ingat pernah mengenal seorang yang begitu mulia dan baik hatinya seperti direktur anda tersebut !" sepasang suami istri ini berkata dengan terheran-heran.
"Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami, direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu, yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya langsung kepada Beliau."
Maka berangkatlah mereka segera menuju Kantor Perusahaan yg ternyata sangat besar dan megah yang menandakan bahwa perusaan tsb benar-benar besar dan bonafid.
Di Pintu masuk mereka langsung di sambut oleh seseorang yang langsung memeluk suami pemilik rumah makan tsb.
" Bapak ingat saya ?..... Saya adalah Pemuda yg dulu Bpk selalu bungkuskan 1 mangkuk Nasi Putih beserta isinya yg sangat berarti sekali buat saya yang waktu itu sangat butuh energi dan gizi yang cukup buat kuliah.."
" Kebaikan hati dan keikhlasan Bapak dan Ibu berdua lah yang akhirnya mengantarkan saya bisa sesukses seperti sekarang ini, Bapak dan Ibu berdua benar2 wujud pertolongan Tuhan atas doa2 saya waktu itu".
"Saya barusan mendengar adanya rencana penggusuran di lokasi rumah makan Bapak dan ibu maka saya segera mengutus wakil saya utk mengajak Bapak dan Ibu bermitra dengan Perusahaan Kami ini, Bagaimana Pak ? "
Suami istri pemilik rumah makan ini hanya bisa menganguk tanda bersedia utk bermitra dan bekerja sama sambil saling berpandangan dan meneteskan air mata...
Tidak mereka sangka di saat masalah besar datang dan mengancam kelangsungan keluarga mereka ternyata pertolongan Allah datang lewat Sang Direktur yang dulunya hampir mereka tidak pernah mengingat lagi pernah menolong Pemuda tsb.
Allahu Akbar...
Ternyata tidak ada perbuatan baik yang sia2....Allah akan mengganjar dan membalas segala amal kebajikan kita dalam bentuk yang terbaik dan pada saat yang tepat....Hanya DIA yang tahu apa yang terbaik buat hamba2 Nya...
PERCAYALAH......
" Kebaikan hati dan balas budi selamanya dalam kehidupan manusia adalah suatu perbuatan yang paling indah dan mengharukan".
Silahkan 'Bagikan' kpd yang Lain.

Menyampaikan Kebenaran

BANYAK ORANG BERKATA:
SOK SUCI KAMU !
URUS SAJA DIRI SENDIRI !
APA KAMU SUDAH SUCI ?
APA KAMU SUDAH BENER ?
LAKUM DINUKUM WALIYADIN !
TAK PERLU CAMPURI URUSAN ORANG LAIN !

Jika Rasulullah Muhammad ? hanya mengurus akhlak diri sendiri saja, dan hanya keluarganya saja, ga usah ngurusin orang lain, maka mungkin saat ini indahnya islam sebagai agama dan jalan hidup tidak akan pernah sampai kepada kita.

Jika Rasulullah Muhammad ? hanya mengurus akhlak diri sendiri saja, ga usah ngurusin orang lain, mungkin kita sudah dikafirkan oleh portugis / belanda yang membawa misi Gold, Gospel, Glory.

Tahukah antum jika dakwah menyampaikan kebenaran Islam PADA SEMUA ORANG bukan cuma tugas ustadz tapi KEWAJIBAN SETIAP MUSLIM?

Qs.3:20 Kewajiban kamu hanyalah menyampaikan ??
Qs.42:48 Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan ?
Qs.16:82 Kewajiban yang dibebankan atasmu hanyalah menyampaikan

Semoga bermanfaat...

10 Solusi mengendalikan/menahan nafsu birahi/syahwat

Sebagai manusia normal baik pria maupun wanita sama-sama memiliki kebutuhan dasar biologis yang tidak bisa dipungkiri yaitu kebutuhan akan hubungan seksual. Bagi yang sudah dewasa dan sudah menikah mungkin terasa mudah untuk memenuhi kebutuhan yang satu ini dengan cara menyalurkan nafsu birahi pada tempat yang tepat. Akan tetapi, untuk yang masih abg, remaja, dan yang belum menikah akan sangat berbahaya apabila tidak mampu menahan nafsu birahi yang menggelora yang siap meledak kapan saja. Nah, kali ini redaksi SekSehat.Info akan berbagi tips cara mengendalikan/menahan nafsu birahi/syahwat/hasrat seksual khusunya bagi yang belum menikah agar tidak terjerumus pada penyaluran nafsu birahi secara tidak tepat atau pada tempat yang salah seperti seks bebas maupun seks pra nikah.
Pria maupun wanita yang belum menikah harus mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk mengendalikan nafsu seksualnya agar terhindar dari berbagai dampak buruk ketidakmampuan menahan luapan nafsu birahi. Banyak yang telah terjerumus dalam kehancuran akibat dari gagal menahan nafsu yang harus ditanggung seumur hidup. Sangat disarankan bagi orang-orang yang sudah cukup umur bersegera untuk menikah yang sah secara agama maupun hukum pemerintah.
Berikut ini adalah beberapa tips cara mengendalikan atau menahan hawa nafsu seksual (syahwat/birahi) seseorang yang belum mempunyai pasangan yang sah suami atau isteri:

1. Rajin Puasa dan Ibadah
Dengan taat beribadah dan rajin puasa (bagi yang Muslim) maka otomatis kita akan sangat terlarang untuk melakukan hal-hal yang melanggar kesusilaan, karena kita sudah memahami akibat dan dosa dari perbuatan terlarang tersebut. Berpikir kotor saja tidak apalagi melakukan hal-hal yang dilarang agama yang dosa besar seperti berzina (melakukan hubungan seksual di luar nikah atau bukan dengan pasangan yang sah,suami/istri).

2. Buang Jauh-jauh Pikiran Kotor
Jangan suka melamun memikirkan hal-hal yang jorok, ngeres, atau perbuatan yang tidak-tidak dengan lawan jenis. Pikiran yang kotor dapat membangkitkan gairah seksual kita walaupun hanya dengan membayangkan sesuatu. Ubahlah pikiran yang mulai kotor dengan memikirkan sesuatu hal lain yang lebih penting dan serius.

3. Hindari Menikmati/Melihat Pornografi dan Vulgar
Jangan sampai kita memiliki materi-materi atau pun berusaha mengakses hal-hal yang bersifat cabul, vulgar, porno, dan lain sebagainya seperti membaca cerita panas, melihat gambar telanjang, download video bokep, nonton film porno, dan lain sebagainya yang bisa membangkitkan nafsu birahi.

4. Batasi Hubungan Dengan Lawan Jenis
Jangan terlalu banyak berkomunikasi dengan lawan jenis, terutama yang dari penampilan fisik dan gayanya dapat membangkitkan hasrat kita untuk memiliki atau sekseder merasakan kehangatan dari dirinya. Hal yang penting diingat, jangan terlalu dekat dengan lawan jenis, karena hal ini bisa memicu munculnya pikiran kotor.

5. Hindari Pacaran
Memang sih zaman sekarang ini akan dibilang tidak gaul kalau belum pacaran. Namun, tahukah kamu kalau pacaran itu sangat mengundang untuk melakukan kontak fisik baik yang cewek maupun yang cowok, yang mungkin awalnya hanya pegang-pegangan tangan lalu menjadi hubungan fisik yang lebih parah. Sebaiknya jangan pacar-pacaran dulu kalau tujuan kita hanya sekedar iseng-iseng dan ingin bersenang-senang saja.

6. Perbanyak Kegiatan Yang Menguras Tenaga dan Waktu
Jika kamu memiliki waktu luang manfaatkan sebaik-baiknya dengan aktivitas yang membutuhkan tenaga, pikiran, maupun waktu. Ikutlah ekstrakurikuler, kursus, bimbingan belajar, les, kelompok olahraga, club bikers, pekerjaan sambilan, pekerjaan tambahan dan kegiatan-kegiatan lain yang pada intinya bisa mengalihkan pikiran kamu dari kesempatan untuk berpikir kotor. Dengan sibuk dengan berbagai aktivitas dapat menyebabkan kita lelah untuk berpikir kotor.

7. Rajin Bersosialisasi Dengan Teman dan Keluarga
Memiliki hubungan yang sehat dan dekat dengan teman-teman dan keluarga besar kita akan membuat kita bisa meredam birahi hanya dengan berkomunikasi dengan mereka. Apalagi dengan yang masih anak-anak atau abg pasti lebih sibuk lagi (jenis kelamin sama).

8. Selalu Pikirkan Efek/Dampak Buruknya Sebelum Bertindak
Apabila kita mengetahui keburukan-keburukan dari hubungan seks bebas / seks pra nikah tanpa ikatan pernikahan maka kita akan merasa takut untuk melakukannya. Lagipula hubungan intim kalau enaknya hanya sebentar saja, penuh resiko, dosanya besar sekali, merusak rumah tangga orang, merusak masa depan kita sendiri dan orang lain, buat apa dilakukan.

9. Buatlah Prinsip dan Pegang Kuat-kuat

Dengan prinsip hidup yang bersih tidak mau melakukan hal-hal yang memanjakan hawa nafsu akan memperkuat benteng pertahanan kita dalam meredam syahwat yang ada pada diri kita. Tetap konsisten dalam menjaga prinsip hidup kita jangan mudah terpancing untuk melanggarnya.

10. Main Sendiri (Sangat Tidak Direkomendasikan)
Jika kamu sudah melakukan 9 tips diatas namun nafsu birahi masih terus menggebu-gebu dan sudah tidak mampu menahan lagi jangan sekali-kali coba melanggar prinsip yang sudah kamu buat pada poin 9. Solusi terburuk adalah onani atau masturbasi sebagai jalan pintas terbaik bagi yang tidak bisa lagi menahan nafsu birahi, yaitu dengan jalan memberi kepuasan bagi diri sendiri. Perlu diingat, pada agama tertentu (Islam) cara ini sangat dilarang, Islam menganjurkan untuk meredam hawa nafsu dengan banyak-banyak melakukan puasa dan apabila sudah mampu maka segeralah menikah. Selain itu, onani atau masturbasi membuat kecanduan, bisa menimbulkan gangguan psikologis/kejiwaan, solusi jangka pendek dan bisa merusak hubungan dengan pasangan yang sah di kemudian hari.



CATATAN
Saat belum menikah tahanlah nafsu kita sekuat tenaga dan hindari berbagai peluang yang bisa menjerumuskan kita untuk melampiaskan nafsu tidak pada tempatnya. Telah dibahas dalam blog ini tentang dampak buruk hubungan seks pranikah yang amat sangat menyeramkan. Dengan mampu menahan nafsu kita, maka kita telah menjadi manusia yang seutuhnya.

Jumat, 18 April 2014

KISAH NYATA

KISAH NYATA : AKIBAT MENYEPELEKAN SHOLAT

Kakak perempuan Fulan telah meninggal dunia. Saat Fulan ikut mengubur kakaknya, kantung uangnya terjatuh dan tertimbun tanah, ia tak sempat mengambilnya.

Setelah upacara pemakaman selesai dan semua orang yang melayat sudah pulang, Fulan menggali kembali kuburan kakaknya untuk mengambil kantung uangnya yang tertimbun.

Betapa terkejutnya Fulan, dari liang kubur kakak perempuannya itu keluar api menyala. Dengan cepat Fulan menimbun kembali kuburan itu, ia mengurungkan niatnya mengambil kantung uang miliknya.

Bergegas ia pulang ke rumah dan dengan menangis ia menemui ibunya.

“Ibu apa yang telah diperbuat kakak perempuanku, hingga terjadi demikian?” tanya Fulan kepada ibunya.

“Apa yang terjadi, anakku? ”

“Ketika aku menggali kubur kakak untuk mengambil kantung uangku yang terjatuh, keluarlah api dari liang kuburnya,” kata Fulan, menceritakan apa yang baru saja dilihatnya.

Mendengar cerita anaknya, sang ibu hanya diam terpaku. Pandangannya menerawang jauh, air matanya meleleh membasahi kedua pipinya. Ia sangat menyesali apa yang telah diperbuat anak perempuannya semasa hidup.

“Apa yang dilakukannya ibu ?” tanya Fulan lagi. Rasa ingin tahunya semakin besar melihat reaksi ibunya.

“Wahai anakku, Fulan. Kakak perempuanmu dulu semasa hidupnya suka menyepelekan shalat, dan mengakhirkan shalatnya.” jawab ibu Fulan dengan sedih.

Konsep Tentang Hawa Nafsu dan cara pengendaliannya

Nafsu adalah kecondongan jiwa kepada perkara-perkara yang selaras dengan kehendaknya. Kecondongan ini secara fitrah telah diciptakan pada diri manusia demi kelangsungan hidup mereka. Sebab bila tak ada selera terhadap makanan, minuman dan kebutuhan biologis lainnya niscaya tidak akan tergerak untuk makan, minum dan memenuhi kebutuhan biologis tersebut.Nafsu mendorongnya kepada hal-hal yang dikehendakinya tersebut. Sebagaimana rasa emosional mencegahnya dari hal-hal yang menyakitinya.
Maka dari itu tidak boleh mencela nafsu secara mutlak dan tidak boleh pula memujinya secara mutlak. Namun karena kebiasaan orang yang mengikuti hawa nafsu, syahwat dan emosinya tidak dapat berhenti sampai pada batas yang bermanfaat saja maka dari itulah hawa nafsu, syahwat dan emosi dicela, karena besarnya mudharat yang ditimbulkannya.
Sehubungan manusia selalu diuji dengan hawa nafsu, tidak seperti hewan dan setiap saat ia mengalami berbagai macam gejolak, maka ia harus memiliki dua peredam, yaitu akal sehat dan agama. Maka diperintahkan untuk mengangkat seluruh hawa nafsu kepada agama dan akal sehat. Dan hendaknya ia selalu mematuhi keputusan kedua peredam tersebut.
Lalu bagaimana solusi bagi orang yang sudah terjerat dari hawa nafsu agar terlepas dari jeratannya? Ia bisa terlepas dari jeratan hawa nafsu dengan pertolongan Allah dan taufik-Nya melalui terapi berikut :
Tekad membara yang membakar kecemburuannya terhadap dirinya.
Seteguk kesabaran untuk memotivasi dirinya agar bersabar atas kepahitan yang dirasakan saat mengekang hawa nafsu.
kekuatan jiwa untuk menumbuhkan keberaniaannya meminum seteguk kesabaran tersebut. Karena hakikat keberanian tersebut adalah sabar barang sesaat! sebaik-baik bekal dalam hidup seseorang hamba adalah sabar!.
Selalu memeperhatikan hasil yang baik dan kesembuhan yang didapat dari seteguk kesabaran.
Selalu mengingat pahitnya kepedihan yang dirasakan daripada kelezatan menuruti kehendak hawa nafsu.
Kedudukan dan martabatnya di sisi Allah dan di hati para hamba-Nya lebih baik dan berguna daripada kelezatan mengikuti tuntutan hawa nafsu.
Hendaklah lebih mengutamakan manis dan lezatnya menjaga kesucian diri dan kemuliaanya daripada kelezatan kemaksiatan.
Hendaklah bergembira dapat mengalahkan musuhnya, membuat musuhnya merana dengan membawa kemarahan, kedukaan dan kesedihan! Karena gagal meraih apa yang diinginkannya. Allah azza wa jalla suka kepada hamba yang dapat memperdaya musuhnya dan membuatnya marah (kesal). Allah berfirman : Dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan demikian itu suatu amal shaleh. (At-Taubah:120). Dan salah satu tanda cinta yang benar adalah membuat kemarahan musuh kekasih yang dicintainya dan menaklukannya (musuh kekasih tersebut).
Senantiasa berpikir bahwa ia diciptakan bukan untuk memperturutkan hawa nafsu namun ia diciptakan untuk sebuah perkara yang besar, yaitu beribadah kepada Allah pencipta dirinya. Perkara tersebut tidak dapat diraihnya kecuali dengan menyelisihi hawa nafsu.
Janganlah sampai hewan ternak lebih baik keadaannya daripada dirimu! Sebab dengan tabiat yang dimilikinya, hewan tahu mana yang berguna dan mana yang berbahaya bagi dirinya. Hewan ternak lebih mendahulukan hal-hal yang berguna daripada hal-hal yang membahayakan. Manusia telah diberi akal untuk membedakannya, jika ia tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang berbahaya atau mengetahui tetapi lebih mendahulukan yang membahayakan dirinya maka jelas hewan ternak lebih baik dari pada dirinya.

(Dikutip dengan perubahan seperlunya dari Asbaabut Takhallush minal Hawaa oleh Al Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah)

INDAHNYA JIKA SALING MEMAHAMI

Tak ada LAUT yang tidak
BEROMBAK..
Tak ada GUNUNG yang tidak
BERBATU.

Tak ada LANGIT yang tidak
pernah MENDUNG KELABU.
Tak ada HIDUP yang tak pernah ada PERMASALAHAN.

Tak ada CINTA jika tak pernah
merasakan KECEWA.
Tak ada KASIH SAYANG jika
tak pernah ada rasa CEMBURU.

Dan bukan PENDAMPING
HIDUP namanya jika tak pernah saling MENASEHATI pada kebaikan.

Begitulah kita seharusnya bersikap
pada pasangan.
Ada kalanya kita CEMBURU,
MARAH YANG WAJAR dan
SALING MENASEHATI
untuk mengingatkan agar kembali ke JALAN YANG BENAR.

Namun terkadang pasangan yang kita
sayang belum tentu bisa mengerti dengan niat baik kita.
Maka bersabarlah. Tetap ingatkan dengan kelembutan
dan penuh kasih sayang.

Ibarat sebuah batu.
Sekeras apapun ia jika terus-menerus
terkena tetesan air.
Niscaya pada akhirnya akan membekas juga.
Begitu pula dengan pasangan kita,
Sekeras apapun dia.
Akan ada masanya hatinya bakal luluh
oleh sikap kelembutan dan kesabaran
kita.

Semoga semuanya akan indah pada akhirnya...
Aamiin Ya Robbalalamiin.

Selasa, 15 April 2014

“Malam Pertama yang Mengesankan”

Aku lupa kapan tepatnya pesan ini masuk ke inbox FB ku, yang aku ingat adalah aku membacanya ba’da magrib. Jadi merinding membacanya. Biar banyak yang baca dan banyak yang makin merasakan manfaatnya dan bisa membuat hidup ini lebih hidup.
Satu hal sebagai bahan renungan Kita…
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa
Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu…mempelai sangat dimanjakan
Mandipun…harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka….
Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak Ada sedikitpun rasa malu…
Seluruh badan digosok Dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih…
Itulah sosok Kita….
Itulah jasad Kita waktu itu
Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ….jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju Kita…
Bagian kepala..,badan..., Dan kaki diikatkan
Tataplah…. tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan… langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian…
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin…
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan
Dan akhirnya…. . Tiba masa pengantin..
Menunggu Dan ditinggal sendirian…
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi….
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat…
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur…
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur…..
Kita tak tahu…Dan tak seorangpun yang tahu….
Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan… ..
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata…
Seolah barang berharga yang sangat mahal…
Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga…
Tapi….tapi …..sudah pantaskah sikap kita selama
ini…
Untuk disebut sebagai ahli syurga
Baca jika anda ada waktu untuk ALLAH.
Bacalah hingga habis.
Saya hampir membuang email ini namun saya telah diberi
anugerah untuk membaca terus hingga ke akhir.
ALLAH, bila saya membaca tulisan ini, saya pikir saya
tidak ada waktu untuk ini….
Lebih lebih lagi diwaktu kerja. Kemudian saya tersadar
bahwa pemikiran semacam inilah yang ….
Sebenarnya, menimbulkan pelbagai masalah di dunia
ini.
Kita coba menyimpan ALLAH didalam MASJID pada hari
Jum’at……
Mungkin malam JUM’AT?
Dan sewaktu solat MAGRIB SAJA?
Kita suka ALLAH pada masa kita sakit….
Dan sudah pasti waktu ada kematian…
Walau bagaimanapun kita tidak ada waktu atau ruang
untuk ALLAH waktu bekerja atau bermain?
Karena…
Kita merasakan diwaktu itu kita mampu dan sewajarnya
mengurus sendiri tanpa bergantung padaNYA.
Semoga ALLAH mengampuni aku karena menyangka… …
Bahwa nun di sana masih ada tempat dan waktu dimana
ALLAH bukan lah yang paling utama dalam hidup ku (nauzubillah)
Kita sepatutnya senantiasa mengenang akan segala yang
telah DIA berikan kepada kita.
DIA telah memberikan segala-galanya kepada kita
sebelum kita meminta.
ALLAH
Dia adalah sumber kewujudanku dan Penyelamatku
IA lah yang mengerakkan ku setiap detik dan hari.
TanpaNYA aku adalah AMPAS yang tak berguna.
Susah vs. Senang
Kenapa susah sekali menyampaikan kebenaran?
Kenapa mengantuk dalam MASJID tetapi ketika selesai
ceramah kita segar kembali?
Kenapa mudah sekali membuang e-mail agama tetapi kita bangga mem “forward” kan email yang tak senonoh?
Hadiah yang paling istimewa yang pernah kita terima.
Solat adalah yang terbaik…. Tidak perlu bayaran, tetapi ganjaran lumayan.
Notes: Tidak kah lucu betapa mudahnya bagi manusia TIDAK Beriman PADA ALLAH setelah itu heran kenapakah dunia ini menjadi neraka bagi mereka.
Tidakkah lucu bila seseorang berkata “AKU BERIMAN PADA ALLAH” TETAPI SENTIASA MENGIKUT SYAITAN. (who, by the way, also “believes” in ALLAH ).
Tidakkah lucu bagaimana anda mampu mengirim ribuan email lawak yang akhirnya tersebar bagai api yang tidak terkendali,
tetapi bila anda mengirim email mengenai ISLAM, sering orang berpikir 10 kali
___________________