PERTAMA : "Aku Harus Jujur Yang
Terbukti dan Teruji"
Aku menyadari bahwa kejujuran
adalah perilaku kunci yang sangat efektif untuk membangun kredibilitas atau
bahkan sebaliknya menghancurkanku.
Karenanya aku tidak akan
sekali-kali berbohong atau terpancing untuk menambah omongan sehingga menjadi
dusta walau dengan gurauan sekalipun. Aku hanya akan mengatakan yang aku yakini
kebenarannya.
Aku tidak akan pernah mengingkari
janji, aku pastikan setiap janji yang kuucapkan sudah aku perhitungkan
matang-matang, dan aku akan berusaha dengan keras untuk memenuhi janji itu
walaupun harus berkorban banyak hal.
Aku akan tepat waktu dalam segala
hal, tidak akan terlambat atau gemar menunda-nunda atau bahkan mengakhirkan
padahal banyak kesempatan.
Akan kubiasakan untuk mempunyai
fakta dan data yang jelas, bersikap terbuka serta tidak bertindak
sembunyi-sembunyi atau menyembunyikan banyak hal (tentu saja kekecualian pada
hal-hal yang menurut agama patut disembunyikan)
Aku harus pula memiliki kemampuan
untuk mengevaluasi diri, memperbaiki dan bertanggung jawab dengan tulus
terhadap apapun yang terjadi sehingga akan menjadikan pancaran yang akan turut
menghapuskan kesalahan yang pernah kulakukan.
Aku tidak akan pernah patah
semangat dan berputus asa, peluang untuk berubah sangat luas namun semua butuh
proses, percayalah ALLOH Maha Pemberi Jalan dan sangat mudah baginya untuk
memuliakan atau menjatuhkan siapapun.
KEDUA : "Aku Harus Cakap"
Aku menyadari bahwa walaupun
kejujuran sudah teruji dan terbukti tapi apabila lalai dalam melaksanakan
tugas, tetap akan merontokkan kredibilitas
Sehingga Aku menyadari sangatlah
penting untuk memiliki selera dan tradisi berbuat, berkarya dengan semaksimal
mungkin tidak hanya sesuai target bahkan kalau bisa lebih dari target.
Untuk menjadi cakap aku tahu
kuncinya, yaitu harus melatih diri, mengembangkan kemampuan wawasan dan
keterampilan secara kontinyu dan sistematis sehingga memiliki kesiapan memadai.
Setiap melakukan sesuatu aku
mengawali segalanya dengan perencanaan yang baik karena perencanaan yang gagal
berarti sama dengan merencanakan gagal. Mottoku "LEBIH BAIK BERSIMBAH
KERINGAT dalam latihan, daripada BERSIMBAH DARAH DALAM PERTEMPURAN".
Aku selalu melakukan check and
recheck. Hal ini agar kesempatan untuk melakukan kesalahan dapat aku
minimalkan.
Segala sesuatu harus aku lakukan
dengan kesungguhan, hati-hati dan cermat. Jangan menganggap remeh kelalaian dan
kecerobohan karena ini adalah biangnya kesalahan dan kegagalan.
Dalam setiap tahapan aku harus
mengevaluasi diri sebagai kontrol agar aku tidak kebablasan dalam melakukan
kesalahan. Percayalah merenung sejenak akan membuat karyaku semakin bermutu.
Aku harus menyempurnakan amal,
karena itu merupakan kenikmatan. Sekali lagi akan aku nikmati menyempurnakan
apa yang bisa kulakukan.
Jikalau aku tergelincir melakukan
kesalahan secara sengaja atau tidak sengaja maka aku tidak akan rontok
seakan-akan habislah segala-galanya. Ingatlah kalau nasi sudah menjadi bubur,
pola pikirku adalah menjadikan bubur itu menjadi bubur ayam spesial.
KETIGA : " Aku Harus Inovatif
"
Aku menyadari bahwa segala
sesuatu yang ada akan berubah, di dunia ini tidak ada satu pun yang tidak
berubah, satu-satunya yang tetap adalah perubahan itu sendiri. Maka Aku siapkan
diri untuk mengikuti perubahan, karena jikalau aku tidak bisa mengimbanginya,
akan tergilaslah Aku oleh perubahan itu.
Amatlah rugi bagiku jika hari
kemarin sama dengan hari ini, celakalah aku apabila hari ini lebih buruk dari
kemarin, ini berarti aku akan tertinggal jauh dan sulit mengejar orang lain
yang komit dengan perubahan.
Untuk bisa inovatif aku
senantiasa banyak membaca dan menulis, sehingga kumiliki perpustakaan pribadi,
kusediakan dana untuk membeli bahan bacaan, dan kuluangkan waktu untuk
membacanya.
Akupun harus banyak berdiskusi
dan membaca, caranya dengan kucari dan kumiliki banyak teman dari berbagai
disiplin ilmu dan kubiasakan untuk terus mendapatkan masukan, baik dengan
bertanya atau mendengarkan. Dan kuusahakan pula memiliki progaram silaturahim
secara berkala dan terpola, sehingga perkembangan kemampuanku akan semakin
terukur.
Akupun harus banyak melihat dan
mengadakan studi banding (benchmark). Kunjunganku baik resmi ataupun tidak
adalah ketempat yang dapat menambah wawasan, memancing inspirasi, membuka visi
baru, yang pasti nuansa-nuansa baru
akan sangat membantu
membangkitkan potensi yang lama terpendam.
Kumiliki waktu luang untuk
merenung dan bertafakur tanpa mengganggu kegiatan rutinku. Kucari tempat yang
nyaman, kupilih waktu yang tepat. Bagiku sebagai Ummat Islam, ALLOH telah
menyediakan tempatnya yaitu tahajjud, dengan simbahan air wudlu, kemudian sujud
dan menyerahkan diri. Hal ini berdampak sekali bagiku dalam pengevaluasian
langkah yang lebih tepat ke depan.
Akupun harus banyak berbuat dan mencoba. Ku tidak pernah
takut untuk mencoba. Guru terbaik bagiku adalah pengalaman.
Akupun harus banyak beribadah dan berdoa. Aku sadar bahwa
penguasa segala sesuatu adalah ALLOH Azza wa Jalla.
Sungguh kapanpun akan mati aku telah siap dengan segala
sesuatunya setelah aku berusaha mempersembahkan yang terbaik untuk ALLOH, insya
Allah semoga apa yang telah kulakukan DAPAT BERMAKNA BAGI DUNIA dan BERARTI
AKHIRAT NANTI.
@sumber: KH Abdullah Gymnastiar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar