Semakin berilmu seseorang, seharusnya ia semakin tahu akan tanda-tanda Kebesaran Allah SWT, maka seharusnya pula ia semakin beriman kepada-Nya, semoga kita bagian dari orang-orang itu, Amin.

Sabtu, 08 November 2014

Solusi Praktis Meningkatkan kecerdasan spiritual secara cepat dan efektif(Part II)

Mujahadah, Wirid Harian
Seorang muslim pasti membutuhkan makanan ruhani setiap harinya. Makanan ruhani ini terpenuhi dengan melaksanakan shalat fardhu, mengerjakan kewajiban-kewajiban rutin, dan merutinkan ibadah-ibadah sunah yang disesuaikan dengan batas kemampuan masing-masing, hingga dengannya seorang muslim selalu meningkat ruhiyahnya.
                Wirid harian harus dikerjakan rutin oleh seorang muslim, seyogianya dibuat batasan minimalnya, untuk kemdian ia laksanakan dengan penuh tanggung jawab. Kemudian, apabila ia telah menemukan waktu luang atau hatinya merasa nyaman dengan wirid itu, maka ia boleh menambahnya. Apabila ia merasakan dirinya dirasuki rasa malas atu jenuh, maka ia harus segera menyikapi hal ini dengan strategi yang bijak dan bisa diterima oleh hati. Jika hawa nafsu telah melanda jiwanya, hingga ia merasa malas mengerjakan wirid harian karena beberapa sebab, maka ia bisa menggantnya dengan wirid yang lain. Jika ia tidak bisa menggantinya, maka ia harus mengulanginya dari awal, yakni mulai dari detik pertama sejak hatinya goyah, lalu ia kembali mengulangi wirid-wirid harian itu sampai seperti sedia kala.
                Nash-nash hadist yang menjelaskan wirid harian cukup banyak, diantaranya sebagai berikut:
1.       Syaqiq berkata, “Abfullah bin Mas’ud menderita sakit, lalu kami menjenguknya. Saat itu ia menangis dan mencela diri. Ia berkata “Aku menangis bukan karena penyakit, Aku menangis karena mendengar Rosullulah Saw  bersabda: Sakit itu penebus dosa.” Aku menangis  karena penyakit menimpaku saat kondisi ruhiyahku sedang tidak stabil. Ia tidak menimpaku saat kondisi ruhiyahku sedang beribadah dengan sungguh-sungguh. Karena bila seorang hamba sakit, maka ditulislah untuknya pahala-pahala yang biasa dituliskan untuknya sebelum ia sakit, lalu sakit inilah yang menjadi penghalangnya.”
Dari keterangan di atas, kita bisa menemukan bahwa seorang muslim yang penuh pengamalan, memiliki  wirid khusus yang dilakukan setiap hari. Oleh karena itu, kita mendapati Abdullah bin Mas’ud menangis karena penyakit itu datang datang pada saat ia tidak berada dalam kondisi puncak dalam mengerjakan amal ibadah harian.

2.       Hadist sahih dari Aisyah R.a bahwa ia telah meriwayatkan dari Rasulullah Saw sebuah hadist yang berbunyi : “Ambilah dari amal-amal ibadah apa yang menjadi kesanggupanmu. Karena Allah tidak akan jemu sampai kalian jemu. Sungguh, amal yang paling Allah cintai adalah amal yang dikerjakan terus menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist ini menunjukan adanya amal-amal tertentu yang dikerjakan secara rutin dalam kehidupan keluarga Rasullah Saw. Perkataan “ambilah dari amal-amal ibadah apa yang menjadi kesanggupanmu,” menunjukan bahwa seorang muslim harus merutinkan dirinya untuk mengerjakan amaliah keseharian dalam batas kesanggupannya.

3.        Rasullah Saw bersabda :”Sungguh telah diliputi penutup dalam hatiku, sampai aku beristigfar dalam satu harinya seratus kali.(HR Muslim)

4.       R asullah Saw selalu mengerjakan qiyamullail dan amaliah-amaliah tertentu. Hal ini menunjukan bahwa Nabi Saw memiliki wirid harian. Sedangkan Nabi adalah suri tauladan setiap muslim. Dengan demikian, wirid harian dalam kehidupan muslim adalah bekal hariannya yang tidak boleh dilalaikan.

Masuk dalam kategori ini adalah mengatur waktu untuk tertibnya urusan shalat, baik yang fardu ataupun yang sunnah-terlebih khusus lagi qiyamullail dan shalat sunnah dhuha. Karena banyak manusia yang melalaikan keduanya. Masuk dalam kategori ini , membaca wirid-wirid shalat dan membaca Al-Quran. Batasan yang paling ideal dalam membaca Al-Quran adalah 1 juz setiap hari. Karena Rasullah Saw bersabda dalam sebuah hadist shahih yang bersumber dari ibnu ‘Amr bin ‘Ash:”Khatamkanlah bacaan Al-Qur’an dalam setiap bulan.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Nasa’i)

Masuk dalam kategori wirid harian adalah bacaan istigfar, shalawat kepada Rasullulah Saw, tahlil dan tasbih. Masuk pula dalam kategori ini adalah memperhatikan hari khusus dimana kita disunahkan untuk mengerjakan sebuah amaliah tertentu, misalnya membaca shalawat kepada Rosullah Saw dan surah Aal-Kahfi pada hari jumat dan malamnya. Masuk pula dalam kategori ini adalah memperhatikan wirid-wirid dan zikir-zikir yang berkaitan erat dengan sebuah momen tertentu. Masuk pula dalam kategori ini adalah memerhatikan hari-hari tertentu di mana kita disunnahkan untuk berpuasa. Dan terakhir, masuk pula dalam kategori ini adalah ilmu, karena seluruh amal membutuhkan ilmu.

Penulis menganjurkan bentuk-bentuk wirid harian, yang bisa diamalkan setiap hari oleh seorang muslim sebagai berikut:
1.       Melaksanakan shalat secara berjamaah, mengerjakan shalat sunnah rawatib berikut zikirnya, melakukan qiyamullail dan shalat sunnah dhuha.
2.       Istigfar, minimal 100 kali dalam sehari.
3.       Membaca “la ilaha illallah  wahdahu la syarika lah lahul mulk walahul hamd wa huda ala kulli syai’in qadir” minimal 100 kali dalam sehari.
4.       Membaca shalawat kepada Nabi Saw, minimal 100 kali dalam sehari.
5.       Membaca surah Al-Iklas, 3 kali sehari
6.       Membaca 1 juz Al-Qur’an dalam sehari
7.       Membaca zikir pada waktu-waktu dan momen-momen tertentu, seperti membaca zikir pada waktu makan, tidur, masuk rumah dan keluar rumah.
8.       Setelah itu memperbanyak zikir yang disnahkan bagi kita untuk membacanya secara mutlak (tidak dibatasi oleh bilangan tertentu), seperti bacaan istigfar, shalawat kepada Rasulullah Saw, tahlil, hauqalah (la haula wala quwwata ila billah), tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), atau bacaan-bacaan sunnah lainnya.

Dibawah ini adalah sebagian nash-nash syar’I yang memperkuat penjelasan di atas.
1.       Diriwayatkan dari Aghar Muzayyanah bahwa ia mendengar Rasulullah Saw bersabda :”Sungguh, diliputi penutup dalam hatiku sampai aku beristigfar dalam sehari sebanyak seratus kali.” Di dalam suatu riwayat disebutkan: “Bertobatlah kepada Tuhan kalian. Karena demi Allah! Aku sendiri bertobat kepada Tuhanku sebanyak seratus kali dalam sehari.” (HR. Muslim)

2.       Diriwayatkan dari Abu Hurairah Bahwa ia mendengar langsung Rasulullah Saw bersabda : Barang siapa yang membaca “La ilaha illallah wahdahu la syarika lah lahul mulk walahul hamd wa huda ‘ala kulli saya’in qadir” sebanyak seratus kali niscaya ia memperoleh pahala yang sebanding dengan membebaskan sepuluh hamba sahaya, akan ditulis baginya seratus kebaikan, akan dihapus darinya seratus kejahatan dan ia akan memiliki penjagaan dari setan pada hari itu sampai petang dan tidak ada  yang lebih utama dari amal yang ia bawa melainkan laki-laki yang amalnya lebih banyak daripada dirinya. Dan barang siapa yang membaca “Subhanallah wabi hamdih” dalam satu hari sebanyak seratus kali, niscaya akan di hapus darinya kesalahan-kesalahan, meskipun kesalahan itu setara buih di lautan” (HR. Bukhari, Muslim, Malik dan Tarmizi)

3.      Nasa’i meriwayatkan dari Abu thalhah bahwa Nabi Saw suatu hari datang dengan wajah penuh kegembiraan. Kami berkata”Sungguh, kami melihat kegembiraan di wajahmu.” Beliau bersabda :”Sesungguhnya Tuhanmu berfirman: Apakah engkau merasa ridha (dengan kabar gembira yang isinya) bahwa tidak ada seorangpun yang bershalawat kepadamu melainkan Aku a kan membei kasih sayang kepadanya sepuluh kali, tidak ada seorangpun yang bershalawat kepadamu melainkan Aku akan memberi kasih sayang kepadanya sepuluh kali. Tidak ada seorangpun yang mengucapkan salam kepadamu, melainkan Aku akan menyellamatkannya sepuluh kali.” (HR. Ahmad, Hakim. Hadist ini dinyatakan shahih oleh Hakim)

4.      Thabrani di dalam kitab al-Mu’jam ash-Shagr meriwayatkan dari Anas bahwa Rasullullah Saw bersabda: “Basrang siapa yang membaca shalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan memberi kasih sayang kepadanya sepuluh kali. Barang siapa yang membaca shalawat kepadaku sepuluh kali, maka Allah akan memberi kasih sayang kepadanya seratus kali. Dan barang siapa yang membaca shalawat kepadaku seratus kali, niscaya Allah akan tulis di antara kedua matanya bahwa ia terbebas dari kemunafikan dan api neraka dan Allah akan memberikan tempat tinggal pada hari kiamat nanti bersama para syuhada.”

5.      Abu daud meriwayatkan dari ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw bersabda:”Barang siapa yang selalu beristigfar, niscaya akan Allah jadikan untuknya jalan keluar dari segala kesempitan dan pelipur lara dari segala kesedihan dan Dia akan memberinya rizki dari arah yang ia tidak duga (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

6.      Thabrani dalam kitab al_Mu’jam al-Kabir meriwayatkan dari Muhammad bin Yahya bin Hyyan dari ayahnya dari kakeknya ia berkata: Seorang laki-laki berkata “Wahai Rasulullah! Bolehkan aku jadika sepertiga shalawatku untukmu?” beliau menjawab: “Silakan jika kamu mau!” Laki-laki itu bertanya lagi. “Bagaimana jika dua pertiganya?” Beliau menjawab: “Silakan!” Laki-laki itu kembali bertanya “Bagaimana jika semua shalawatku untukmu?” Beliau menjawab “jika itu kamu lakukan, niscaya Allah akan mencukupkan apa yang kamu cita-citakan dari urusan duniamu dan akhiratmu:.”


Terakhir, penulis ingin mengatakan bahwa seorang muslim harus memiliki agenda untuk meningkatkan ruhiyahnya, baik itu program harian, mingguan, bulanan, tahunan dan program seumur hidupnya. Hal itu dilakukan agar ia tidak lupa terhadap kewajibannya, untuk memenuhi hidupnya dengan kebaikan, dan agar senantiasa berada dalam kondisi ruhiyah yang tinggi. Dari pelatihan-pelatihan ruhiyah program harian, mengerjakan amalan-amalan sunah atau fardu yang diwajibkan seminggu sekali seperti kewajiban melaksanakan shalat jumat, menjalankan ibadah yang di isyaratkan sebulan sekali seperti puasa sunnah di tengah bulan, mengerjakan kefarduan yang di syariatkan setahun sekali seperti puasa ramadhan, atau yang difardukan seumur hidup seperti ibadah haji, dan menunaikan kewajiban prioritas, kewajiban primer, kewajiban kondisional seperti mengerjakan shalatjenazah, menjenguk orang sakit, memberi makan orang lapar, berbuat baik kepada tetangga, berbakti kepada orang tua, menyambung kekeluargaan, berjihad yang hukumnya fardu, atau mengerjakan ibadah-ibadah sunnah. Dengan semua amal ibadah maka sempurnalah seorang muslim, dan ia akan bertemu Allah dengan memperoleh keridhaan dari-Nya. sebagai tambahan ada baiknya silahkan simak tentang bahwa kita semua membutuhkan petunjuk Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar