Semakin berilmu seseorang, seharusnya ia semakin tahu akan tanda-tanda Kebesaran Allah SWT, maka seharusnya pula ia semakin beriman kepada-Nya, semoga kita bagian dari orang-orang itu, Amin.

Sabtu, 08 November 2014

Solusi Praktis Meningkatkan kecerdasan spiritual secara cepat dan efektif(Part I)

Sumber:  Said Hawwa dalam kitabnya yang berjudul tarbiyah ruhiyah “bab 7 Riyadlah dan mujahadah dalam beribadah” penerbit Aula Pustaka
Dalam postingan kali ini, saya akan mengetengahkan sebuah kajian tentang pengamalan, setelah kita banyak mengerti tentang dasar-dasar  keilmuan yang bisa membantu untuk memahami aspek-aspek spiritual dari amal perbuatan. Saya juga mengajak kamum muslim untuk menggali ilmu dan menjalankan pelatihan-pelatihan  ruhiyah dalam hidupnya (riyadhah ruhiyah, serta mengamalkan wirid-wirid harian secara rutin (mujahadah, wirid harian). Dimana agar amalan tersebut bernilai ibadah di hadapan Allah SWT maka harus di mulai langkah mencari ilmu secara kompherensif, baik  di madrasah-madrasah, melalui kajian otodidak, dari buku, blog, web,  pengajian atau hadir dalam forum diskusi tentang ilmu keislaman, baik yang bersifat umum atau yang bersifat khusus, adalah suatu kewajiban yang harus di lakukan.
Sahabatku, teryata tak hanya antivirus saja yang harus selalu di update, namun keimanan kitapun harus terus di update karena setiap hari bahkan setiap detiknya masalah kita terus bertambah kompleks seperti halnya virus yang ada di pc kita makin detik makin kuat sehingga antivirus kita pun harus terus bertambah kuat pula, dimana salah satu caranya adalah dengan mengupgradenya. Dari mulai kita anak-anak kemudian tumbuh jadi remaja, terus mulai memasuki dunia sekolah menegah, itu juga masalah, kemudian dari remaja kita tumbuh menjadi dewasa dan lulus sekolah menengah kemudian masuk kuliah, itu juga masalah baru lagi, terus berlanjut hingga kita di wisuda kemudian itu juga masalah lagi, setelah wisuda dapat kerja itu juga timbul lagi masalah baru, kemudian menikah, punya anak itu juga masalah baru lagi, terus berlanjut sampai kehidupan kita berakhir dan menghadap Allah SWT. Jadi jika keimanan kita tidak selalu di upgrade, bukan tidak mungkin masalah kita akan lebih besar dari pada keimanan kita, dan akhirnya berbagai penyakit jiwapun muncul seperti gelisah, galau, depresi, korupsi, perzinahan dimana-mana, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, bahkan ada yang sampai bunuh diri-Nauzubilah hiindalik-, oleh karena itu kita sebisa mungkin harus dalam keadaan keimanan kita lebih besar atau minimal sekali sama dengan masalah yang sedang kita hadapi, salah satu caranya dengan mengupgradenya sesering mungkin, terus persoalannya bagaimana cara menguprage keimanan kita, ternyata Rasulullah Saw manusia yang paling mulia telah memberikan cara yang paling efektif untuk mengupgrade keimanan kita sebagaiman sabdanya dalam suatu hadist:
Sesungguhnya iman itu akan usang di dalam hati salah satu dari kalian, sebagaimana usangnya pakaian. Maka mintalah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hati kalian.” (HR. Thabrani dan Hakim)
Dan hadist:
“Perbaharuilah keimanan kalian!” Seorang bertanya, “Wahai Rosulullah! Bagaimana cara kami memperbaharui keimanan kami?” Beliau menjawab, “Perbanyaklah membaca ‘la ilaha illallah.” (HR. Thabrani dan Ahmad)

Olah Spiritual (Riyadlah Ruhiyah)
                Penulis mengajak kaum muslim untuk menjalankan olah spiritual (Riyadlah Ruhiyah) dalam kehidupannya, sesuai dengan kadar kemampuannya. Jika mereka mampu menjalani olah atau pelatihan ruhiyah selama 40 hari maka kerjakanlah. Jika mereka mampu menjalani pelatihan ruhiyah selama 3 hari ,  7 hari, 8 hari, lebih dari itu , kurang dari itu, atau mampu berbulan-bulan maka lakukanlah, selagi tidak melalaikan pekerjaan dan kewajibannya. Jika mereka tidak mampu melakukannya, maka lakukanlah apa yang mereka bisa asal tidak menelantarkan  keluarganya, pekerjaanya yang menjadi mata pencahariannya, dan rutinitas kewajiban-kewajibannya. Jika seseorang mengaitkan pelatihannya dengan bulan-bulan tertentu, seperti bulan ramadhan bulan-bulan haram, sepuluh hari bulan zulhiah atau bulan-bulan yang lain yang ditujukan oleh nash-nash syar’I sebagai waktu istimewa, maka ia boleh melakukan hal itu. Jika ia tidak mampu mengaitkannya, maka pelatihan-pelatihan ruhiyah boleh ia lakukan sesempatnya. Apabila ia mampu menggabungkan antara puasa, qiyamullail, shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an dan berbagai jenis zikir, maka ia boleh melakukan hal itu. Jika ia tidak mampu melakukannya, maka lakukanlah apa yang ia bisa, jika ia hanya memfokuskan satu jenis zikir, seperti membasca shalawat kepada Rosulullah SAW membaca la ilaha illahllah, istigfar, tasbih, tahlil, takbir, tahmid (bacaan subhanallah walhamdulilah wala ilaha illallah wallahu akbar), maka hal tersebut di nilai baik.
                Pelatihan ruhiyah seperti itu, dapat menaikan derajat manusia setinggi-tingginya dan dapat memindahkan hati nya dari satu tahapan ke tahapan berikutnya. Dalam sunah rosulullah SAW terdapat banyak penjelasan yang membuat kita termotivasi untuk melakukan jenis-jenis wirid tertentu. Misalnya tentang itikafnya Rosulullah SAW  terdapat keterangan bahwa Rosulullah Saw melaksanakan iktikaf di bulan ramadhan dan di luar bulan ramadhan. Pada tahun tertentu beliau beritikaf selama 20 hari. Beliau juga berkhalwat di gua Hira. Kegiatan berkhalwat ini meskipun dilakukan sebelum beliau diangkat menjadi Nabi, namun ini merupakan sebuah karunia ibadah yang Allah limpahkan kepada Rosulullah Saw. Di awal kemunculan islam terdapat kewajiban mengerjakan qiyamullail atas seluruh kaum muslim. Kemudian kewajiban itu dihapus hingga hukumnya menjadi sunnah. Ada pula nash0-nash yang mengisaratkan bilangan tertentu. Seperti hadist yang di riwayatkan oleh Ibnu Majah dan Tirmizi, “Barangsiapa melaksanakan shalat berjamaah di masjid selama empat puluh malam, dan ia tidak pernah tertinggal rakaat pertama shalat isya niscaya Allah akan menuliskannya bebas dari neraka.”
                Jika seorang muslim secara diam-diam  berteguh hati menjalani pelatihan ruhiyah selama 40 hari, lebih dari itu atau kurang dari itu, maka apa dampak yang ia rasakan? Penulis katakan keimannya akan berkembang , makna-makna tauhid didalam hatinya akan tertanam kuat, dan pelatihan itu akan memberinya kejernihan berfikir,  dan kecerdasan analisis, dan masih banyak faedah lainnya. Jika amal perbuatan itu diulang-ulang pada setiap waktu senggang dalam kehidupannya, mak diharapkan cahaya keimanan yang ada didalam hatinya akan semakin besar dan selalu aktual.
                Penulis mengajukan sebuah agenda pelatihan ruhiyah sebagai berikut.
1.Shalat fardhu berjamaah.
2.Menjalankan seluruh shalat sunat rawatib.
3.memelihara shalat sunnah dhuha, shalat sunnah qiyamullail dan witir.
4.Shalat tasbih setiap hari.
5. Memfokuskan diri untuk mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an di sela-sela pelatihan.
6.Menaruh agenda zikir rutin, seperti istigfar, membaca shalawat kepada Rasulullah Saw, membaca kalimat tauhid (lailaha illallah) dan zikir-zikir mutlaq yang lain. Ia harus berusaha membaca masing-masing zikir sebanyak 70.000 kali. Hitungan 70.000 kali adalah batasan maksimal dalam berzikir.
7. Menaruh agenda wirid yang berkaitan dengan momen, seperti wirid-wirid shalat, al-ma’tsurat di pagi dan sore hari. Jika ia merasa bosan dengan satu jenis wirid, maka ia harus berpindah melakukan wirid yang lain.
8. Berpuasa pada hari apa saja sesempatnya menyedikitkan makan, menyedikitkan bicara, dan bergaul dengan orang-orang.
                Ada sebagian manusia yang mengatakan bahwa rutinitas ibadah diatas omong kosong dan batil. Mereka ingin memalingkan kaum muslim dari melakukan ibadah-ibadah rutin. Mereka lakukan itu karena mereka semua memiliki standar keilmuan yan rusak dan tingkat keimanan yang sudah menipis. Sungguh, keimanan seberat biji sawi tidak bisa ditandingi nilainya ileh siapapun. Jika keimanan seberat biji sawi saja bisa mengeluarkan manusia dari api neraka dan dapat memeliharanya dari kekekalan di dalamnya, maka bagaimana halnya dengan pelatihan-pelatihan ruhiyah yang menjadikan keimanan manusia seperti gunung, memberinya ketentraman hati, membersihkannya dari tuntutan-tuntutan hawa nafsu dan menjauhkannya dari godaan dan fitnah setan?
                Sungguh setiap muslim harus berfikir jernih. Dan para murabbi yang berada di lingkungan umat islam harus memberikan porsi khusus dalam  pelatihan ruhiyah ini. Untuk mengetahui kesahihan pendapat  yang telah penulis sebutkan, maka cukup kiranya bagi setiap muslim merenungi dua hadist berikut:
“Sesungguhnya iman itu akan usang di dalam hati salah satu dari kalian, sebagaimana usangnya pakaian. Maka mintalah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hati kalian.” (HR. Thabrani dan Hakim)
Dan hadist:
Perbaharuilah keimanan kalian!” Seorang bertanya, “Wahai Rosulullah! Bagaimana cara kami memperbaharui keimanan kami?” Beliau menjawab, “Perbanyaklah membaca ‘la ilaha illallah.” (HR. Thabrani dan Ahmad)
Jika kenimanan yang masih utuh saja butuh pembaharuan, maka bagaimana halnya dengan hati yang lalai? Bagaimana halnya dengan hati yang telah berlapis dosa? Bagaimana halnya dengan hati yang penuh dengan bisikan-bisikan setan? Bagaimana halnya dengan hati yang kebingungan? Bagaimana halnya dengan hati yang gelisah? Bagaimana halnya dengan hati yang penuh keraguan? Bagaimana halnya dengan hati yang digerogoti oleh penyakit dan keinginan-keinginan hawa nafsu?
                Semua ini membutuhkan pelatihan-pelatihan ruhiyah yang handal dan program ruhiyah yang terarah. Adapun program yang penulis tawarkan di atas hanya sebagai contoh. Seorang muslim yang menyibukan dirinya dengan membaca shalawat kepada Rosulullah Saw selama berhari-hari sambil tidak lupa mengerjakan shalat fardu, maka amaliah seperti itu mempunyai pengaruh yang sangat baik terhadap hatinya. Demikian pula bila ia menyibukan membaca Al-Quran. Yang penting, seorang muslim tidak boleh lupa untuk menjalankan pelatihan ruhiyah, baik sekali ataupun berkali-kali dalam hidupnya.

untuk penjelasan lebih lengkap lagi baca lanjutannya part II dan lebih jauh lagi simaklah ini tentang hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar