Semakin berilmu seseorang, seharusnya ia semakin tahu akan tanda-tanda Kebesaran Allah SWT, maka seharusnya pula ia semakin beriman kepada-Nya, semoga kita bagian dari orang-orang itu, Amin.

Senin, 09 Mei 2011

Satu-satunya Kenangan yang Tetap Hidup

"Kamu tidak akan pernah tahu kapan kamu sedang menciptakan kenangan."
Rickie Lee Jones

Aku mempunyai banyak kenangan mengenai ayahku dan mengenai saat-saat aku tumbuh bersamanya di apartemen kami yang bersebelahan dengan jalur kereta api yang letaknya lebih tinggi. Selama 20 tahun, kami mendengar deru kereta api saat kereta itu lewat di depan jendela kamar tidurku. Bila malam telah larut, dia menunggu sendirian di jalur kereta api yang membawanya ke tempat kerja di sebuah pabrik, saat dia mendapatkan shift tengah malam.
Pada suatu malam, aku menunggu ayahku di tempat gelap untuk mengucapkan selamat jalan. Wajahnya tampak suram. Anak laki-laki bungusunya telah dipanggil masuk wajib militer. Aku akan diambil sumpahku pada pukul enam keesokan harinya, sementara dia berdiri di depan mesin pemotong kertas di pabrik tempatnya bekerja.
Ayahku telah mengungkapkan kemarahannya. Dia tidak ingin mereka membawa anaknya, yang baru berusia 19 tahun, yang belum pernah minum alkohol atau mengisap sebatang rokok sekalipun, untuk bertempur di medan peran di Eropa. Dia meletakkan tangannya di kedua bahuku yang ramping. "Jaga dirimu, Srulic, dan kalau kamu memerlukan sesuatu, tulislah surat kepadaku dan akan kupastikan kamu mendapatkannya."
Tiba-tiba, dia mendengar suara gemuruh kereta api yang mendekat. Dia memelukku dengan erat dan mencium pipiku. Dengan mata berlinang, dia berbisik, "Aku mencintaimu, anakku." Lalu kereta pun tiba, setelah dia masuk pintu pun segera ditutup, dan dia menghilang di kegelapan malam.
Sebulan kemudia, pada umur 46 tahun, ayahku meninggal. Aku berumur 76 tahun saat aku menulis kisah ini. Aku pernah mendengar Pete Hamill, seorang reporter New York, yang mengatakan bahwa kenangan merupakan warisan terbesar manusia, dan aku setuju dengan pendapatnya. Aku telah mengalami empat kali invasi selama Perang Dunia II. Aku mempunyai kehidupan yang penuh dengan segala macam pengalaman. Tetapi satu-satunya kenangan abadi adalah malam ketika ayah mengatakan, "Aku mencintaimu, anakku."

Ted Kruger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar