Tadi sebelum makan sahur, saya tertarik untuk
mengambil satu buku di rak buku saya. Judulnya "Follow Your Heart"
karya Andrew Matthews. Sebagaimana karya Andrew Matthews yang lain, hampir
semua tulisannya menarik untuk dibaca.
.
Kali ini saya ingin membahas tentang salah satu kalimat yang ia tuliskan di awal bab keempat, "Ketika Anda mengejar segala hal, mereka melarikan diri. Ini berlaku bagi hewan, kekasih, bahkan uang!"
.
Menurut saya ini menarik. Ketika kita terlalu berambisi untuk memiliki sesuatu, mereka justru sulit sekali untuk kita raih. Saya percaya bahwa ini bukan fakta yang terjadi 100 % pada kehidupan, hanya saja ini sebuah kesimpulan yang ditarik oleh penulis terhadap banyak peristiwa yang terjadi dalam kehidupan pribadinya serta orang lain yang diamatinya.
.
Mungkin kita pernah menghadapi situasi ini. Anda baru saja lulus kuliah. Lantas anda mengirimkan surat lamaran ke perusahaan A, B, C, dan seterusnya. Anda ingin sekali segera bekerja. Setiap hari anda tak mau jauh dari HP sedetik pun. Bahkan ke kamar mandi anda bawa HP. Anda sangat menunggu panggilan test dari HRD perusahaan.
.
Apa yang terjadi? Tiba-tiba saja hari itu banyak pesan dan panggilan yang masuk. Dari siapa? Bisa dari kawan, saudara, bahkan dari operator seluler. Bukan dari orang yang sangat anda tunggu-tunggu.
.
Setelah berhari-hari anda menunggu tapi tidak ada kabar apapun, akhirnya anda menyerah dan pasrah, "Ya udah lah, mungkin masih belum rezeki." Setelah itu apa yang terjadi? Tiba-tiba saja banyak sekali panggilan test kerja yang masuk ke anda.
.
Mungkin pernah juga anda menghadapi situasi ini. Anda sudah lulus kuliah, sudah kerja, sudah punya penghasilan yang mapan. Sehingga anda merasa sudah waktunya untuk menikah. Anda sudah tak kuat dengan pertanyaan, "Kapan nikah?" dari orang-orang di sekeliling anda. Anda ingin sekali lebaran tahun ini anda bisa menikmati hari kemenangan karena sudah terbebas dari pertanyaan tak berperikejombloan itu.
.
Akhirnya anda berupaya keras untuk mencari pendamping hidup. Apa yang terjadi? Semuanya gagal. Tiba-tiba saja semua orang seperti menghindar. Dulu saat belum siap nikah, kayakny banyak yang siap dinikahi. Saat udah merasa siap kok malah seolah menghindar.
.
Setelah bertahun-tahun mengalami kegagalan dalam menjalin hubungan, akhirnya anda pun pasrah, "Ya udah, kalau emang jodoh nggak akan kemana." Setelah itu apa yang terjadi? Tiba-tiba saja mereka berdatangan entah darimana.
.
Mungkin ada yang sudah nikah bertahun-tahun tapi belum juga dikaruniai anak. Tiap bulan nangis karena sangat mendambakan kehadiran buah hati. Apa yg terjadi? Sang istri tak kunjug hamil.
.
Akhirnya pasrah, "Kalau Allah berkehendak, siapa yang bisa nolak". Tak lama, buah hati itu pun dikaruniakan oleh-Nya.
.
Tujuh tahun yang lalu saya pernah menulis naskah. Saya sangat berambisi untuk segera menerbitkan naskah itu menjadi buku yang beredar di toko buku. Saya membayangkan betapa keren nama saya terpampang di cover buku. Tiap hari saya mencari penerbit yang mau nerima naskah saya. Apa yang terjadi? Hampir semua diantara mereka menolaknya. Bahkan ada yang tak merespon sama sekali.
.
Akhirnya saya menyerah, pasrah. Sejak saat itu saya lantas menulis di blog pribadi. Hampir tiap hari sharing tentang apa saja di blog itu. Apa yang terjadi? Tulisan di blog itu yang justru diterbitkan, bahkan menjadi buku best seller hingga hari ini.
.
Bukankah banyak yang mengejar uang, bekerja keras siang malam untuk mengumpulkan sebanyak mungkin penghasilan, hingga mengabaikan karunia Allah yang lain: keluarga, persahabatan, kesehatan, waktu luang, bahkan lupa kewajiban ibadah kepada-Nya.
.
Padahal ketika kita bekerja dengan tenang, diniatkan pekerjaan itu untuk menebar manfaat, lalu menjaga hubungan baik dengan sahabat, keluarga, dan orang-orang sekitar. Kemudian tiap saat kita tak pernah mengabaikan kewajiban kita, sholat, puasa, zakat. Tiap pagi kita bersyukur atas karunia Allah berupa kesehatan. Kita melakukan itu semua tidak begitu berambisi untuk memburu uang. Apa yang lantas terjadi? Uang begitu mudah hadir dalam hidup anda, seolah uang yang terus mendekat ke anda.
.
Apa hikmah yang bisa kita petik?
.
Ya, fenomena di atas mungkin sering kita lihat, bahkan sering uga kita rasakan sendiri. Dari sana kita bisa belajar, bahwa kita diperkenankan untuk bermimpi, tapi jangan terlalu berambisi. Kita diperbolehkan berharap pada Tuhan, tapi jangan memaksa Tuhan untuk mengabulkan keinginan kita. Kita disarankan untuk memiliki tekad yang tinggi, tapi jangan lantas mengejar sesuatu hingga mengabaikan hal-hal penting lainnya.
.
Percayalah bahwa dalam hidup, ada perintah bertawakkal. Itu mengajarkan pada kita, bahwa sebenarnya sekuat apapun kita menginginkan sesuatu, sehebat apapun usaha kita untuk mengejarnya, setekun apapun kerja keras kita untuk meraih suatu hal, sebenarnya bukan kita penentu berhasil tidaknya. Tetap Allah-lah penentu segalanya. Ketika kita berikhtiar semampu kita, lantas memasrahkan segalanya kepada Allah, justru saat itulah Allah mencukupi yang kita harapkan.
.
"..Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." (Q.S Ath-Thalaaq: 3)
.
Kali ini saya ingin membahas tentang salah satu kalimat yang ia tuliskan di awal bab keempat, "Ketika Anda mengejar segala hal, mereka melarikan diri. Ini berlaku bagi hewan, kekasih, bahkan uang!"
.
Menurut saya ini menarik. Ketika kita terlalu berambisi untuk memiliki sesuatu, mereka justru sulit sekali untuk kita raih. Saya percaya bahwa ini bukan fakta yang terjadi 100 % pada kehidupan, hanya saja ini sebuah kesimpulan yang ditarik oleh penulis terhadap banyak peristiwa yang terjadi dalam kehidupan pribadinya serta orang lain yang diamatinya.
.
Mungkin kita pernah menghadapi situasi ini. Anda baru saja lulus kuliah. Lantas anda mengirimkan surat lamaran ke perusahaan A, B, C, dan seterusnya. Anda ingin sekali segera bekerja. Setiap hari anda tak mau jauh dari HP sedetik pun. Bahkan ke kamar mandi anda bawa HP. Anda sangat menunggu panggilan test dari HRD perusahaan.
.
Apa yang terjadi? Tiba-tiba saja hari itu banyak pesan dan panggilan yang masuk. Dari siapa? Bisa dari kawan, saudara, bahkan dari operator seluler. Bukan dari orang yang sangat anda tunggu-tunggu.
.
Setelah berhari-hari anda menunggu tapi tidak ada kabar apapun, akhirnya anda menyerah dan pasrah, "Ya udah lah, mungkin masih belum rezeki." Setelah itu apa yang terjadi? Tiba-tiba saja banyak sekali panggilan test kerja yang masuk ke anda.
.
Mungkin pernah juga anda menghadapi situasi ini. Anda sudah lulus kuliah, sudah kerja, sudah punya penghasilan yang mapan. Sehingga anda merasa sudah waktunya untuk menikah. Anda sudah tak kuat dengan pertanyaan, "Kapan nikah?" dari orang-orang di sekeliling anda. Anda ingin sekali lebaran tahun ini anda bisa menikmati hari kemenangan karena sudah terbebas dari pertanyaan tak berperikejombloan itu.
.
Akhirnya anda berupaya keras untuk mencari pendamping hidup. Apa yang terjadi? Semuanya gagal. Tiba-tiba saja semua orang seperti menghindar. Dulu saat belum siap nikah, kayakny banyak yang siap dinikahi. Saat udah merasa siap kok malah seolah menghindar.
.
Setelah bertahun-tahun mengalami kegagalan dalam menjalin hubungan, akhirnya anda pun pasrah, "Ya udah, kalau emang jodoh nggak akan kemana." Setelah itu apa yang terjadi? Tiba-tiba saja mereka berdatangan entah darimana.
.
Mungkin ada yang sudah nikah bertahun-tahun tapi belum juga dikaruniai anak. Tiap bulan nangis karena sangat mendambakan kehadiran buah hati. Apa yg terjadi? Sang istri tak kunjug hamil.
.
Akhirnya pasrah, "Kalau Allah berkehendak, siapa yang bisa nolak". Tak lama, buah hati itu pun dikaruniakan oleh-Nya.
.
Tujuh tahun yang lalu saya pernah menulis naskah. Saya sangat berambisi untuk segera menerbitkan naskah itu menjadi buku yang beredar di toko buku. Saya membayangkan betapa keren nama saya terpampang di cover buku. Tiap hari saya mencari penerbit yang mau nerima naskah saya. Apa yang terjadi? Hampir semua diantara mereka menolaknya. Bahkan ada yang tak merespon sama sekali.
.
Akhirnya saya menyerah, pasrah. Sejak saat itu saya lantas menulis di blog pribadi. Hampir tiap hari sharing tentang apa saja di blog itu. Apa yang terjadi? Tulisan di blog itu yang justru diterbitkan, bahkan menjadi buku best seller hingga hari ini.
.
Bukankah banyak yang mengejar uang, bekerja keras siang malam untuk mengumpulkan sebanyak mungkin penghasilan, hingga mengabaikan karunia Allah yang lain: keluarga, persahabatan, kesehatan, waktu luang, bahkan lupa kewajiban ibadah kepada-Nya.
.
Padahal ketika kita bekerja dengan tenang, diniatkan pekerjaan itu untuk menebar manfaat, lalu menjaga hubungan baik dengan sahabat, keluarga, dan orang-orang sekitar. Kemudian tiap saat kita tak pernah mengabaikan kewajiban kita, sholat, puasa, zakat. Tiap pagi kita bersyukur atas karunia Allah berupa kesehatan. Kita melakukan itu semua tidak begitu berambisi untuk memburu uang. Apa yang lantas terjadi? Uang begitu mudah hadir dalam hidup anda, seolah uang yang terus mendekat ke anda.
.
Apa hikmah yang bisa kita petik?
.
Ya, fenomena di atas mungkin sering kita lihat, bahkan sering uga kita rasakan sendiri. Dari sana kita bisa belajar, bahwa kita diperkenankan untuk bermimpi, tapi jangan terlalu berambisi. Kita diperbolehkan berharap pada Tuhan, tapi jangan memaksa Tuhan untuk mengabulkan keinginan kita. Kita disarankan untuk memiliki tekad yang tinggi, tapi jangan lantas mengejar sesuatu hingga mengabaikan hal-hal penting lainnya.
.
Percayalah bahwa dalam hidup, ada perintah bertawakkal. Itu mengajarkan pada kita, bahwa sebenarnya sekuat apapun kita menginginkan sesuatu, sehebat apapun usaha kita untuk mengejarnya, setekun apapun kerja keras kita untuk meraih suatu hal, sebenarnya bukan kita penentu berhasil tidaknya. Tetap Allah-lah penentu segalanya. Ketika kita berikhtiar semampu kita, lantas memasrahkan segalanya kepada Allah, justru saat itulah Allah mencukupi yang kita harapkan.
.
"..Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." (Q.S Ath-Thalaaq: 3)
By: Ahmad
Rifai Rifan