Menahan, melawan, memerangi hawa nafsu adalah bahasa yang memberatkan kita. Bahasa yang memudahkan kita adalah 'mengendalikan hawa nafsu'. Sebab kitalah yang memiliki hawa nafsu, dan dengan itu kita sesungguhnya mampu mengendalikannya.
Cara mengendalikan hawa nafsu adalah dengan selalu mendekatkan diri pada-Nya, melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya, serta bersabar atasnya.
Hawa nafsu adalah potensi yang Allah berikan pada kita untuk menjadikannya ujian bagi kita. Dengan kita mampu mengendalikan hawa nafsu dengan meninggalkannya, maka kedamaian dan keberkahan hidup akan tercapai.
Hawa nafsu itu akan selalu mendorong kita pada kelalaian, keburukan, dan kesengsaraan.
Melakukan tindakan berdua-duan dengan perempuan yang anda cintai adalah suatu tindakan yang mengundang syaitan sebagai pihak ketiga untuk membangkitkan hawa nafsu anda, dan karenanya anda akan diseret menjadi temannya diakhirat.
Bila anda tidak menginginkan keburukan tadi melanda diri anda, maka jangan melakukan tindakan berdua-duaan, apalagi di tempat yang sunyi sepi. Tindakan berdua-duaan itu, salah satu penyebabnya adalah pacaran.
Maka solusi alternatif lain selain menikah adalah dengan meninggalkan pacaran. Menyibukan diri dengan hal-hal yang jauh lebih penting dan bermanfaat daripada pacaran. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan menuntut ilmu agama dengan sebaik-baiknya, melaksanakan perintahNya, menjauhi laranganNya, dan bersabar atasnya. maka banyak bergaulah dengan orang-orang yang salih dan mengerti agama, melaksanakan puasa sunat, shalat malam, berdzikir dengan membaca ayat-ayatnya serta memahaminya.
Cinta terhadap lawan jenis adalah sesuatu yang fitri pada diri manusia, tetapi Allah telah memberikan 'jalan lurus' untuk mengatur hal tersebut, melalui wahyuNya yang diturunkan melalui rasulNya untuk kita laksanakan dengan sepenuh hati. Yaitu:
1. Janganlah kalian mendekatkan diri pada zina, karena zina adalah perbuatan keji dan munkar. Diantara pintu zina adalah pacaran, berdua-duaan tanpa didampingi mahromnya yang dapat mencegahnya dari zina, memandang kemolekan aurat perempuan yang bukan mahrom, bersentuhan dengan bukan mahrom dengan perasaan suka, bercampur baur perempuan dan laki-laki yang bukan mahrom yang tidak dibenarkan agama, dll.
2. Mengenal lawan jenis tidak mesti dengan jalan berpacaran. Seperti, dapat melalui ayahnya, ataupun pamannya ataupun keluarganya.
3. Menikah adalah jalan terbaik untuk mencurahkan rasa cinta sepenuh hati terhadap perempuan yang kita cintai.
Ukuran bahwa anda mencintai perempuan yang anda cintai, adalah seberapa besar upaya anda mempersiapkan diri menjadi pribadi yang baik dan matang untuk menikahinya, dan tidak mendekatkan diri anda dan dirinya pada kesengsaraan zina.
Nafsu adalah kecondongan jiwa kepada perkara-perkara yang selaras dengan kehendaknya. Kecondongan ini secara fitrah telah diciptakan pada diri manusia demi kelangsungan hidup mereka. Sebab bila tak ada selera terhadap makanan, minuman dan kebutuhan biologis lainnya niscaya tidak akan tergerak untuk makan, minum dan memenuhi kebutuhan biologis tersebut.Nafsu mendorongnya kepada hal-hal yang dikehendakinya tersebut. Sebagaimana rasa emosional mencegahnya dari hal-hal yang menyakitinya.
Maka dari itu tidak boleh mencela nafsu secara mutlak dan tidak boleh pula memujinya secara mutlak. Namun karena kebiasaan orang yang mengikuti hawa nafsu, syahwat dan emosinya tidak dapat berhenti sampai pada batas yang bermanfaat saja maka dari itulah hawa nafsu, syahwat dan emosi dicela, karena besarnya mudharat yang ditimbulkannya.
Sehubungan manusia selalu diuji dengan hawa nafsu, tidak seperti hewan dan setiap saat ia mengalami berbagai macam gejolak, maka ia harus memiliki dua peredam, yaitu akal sehat dan agama. Maka diperintahkan untuk mengangkat seluruh hawa nafsu kepada agama dan akal sehat. Dan hendaknya ia selalu mematuhi keputusan kedua peredam tersebut.
Lalu bagaimana solusi bagi orang yang sudah terjerat dari hawa nafsu agar terlepas dari jeratannya? Ia bisa terlepas dari jeratan hawa nafsu dengan pertolongan Allah dan taufik-Nya.
CARA MENAHAN HAWA NAFSU YANG BERLEBIHAN:
1. Maka apakah orang-orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang (setan) menjadikan mereka memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya."
(QS. 47:14)
Orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya termasuk ahli neraka, dan sebaliknya orang-orang yang pandai menahan hawa nafsu maka dia termasuk ahli surga.
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).
(QS. 79:40-41)”
2. Selalu ingat kepada Allah :
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
(QS.3:191)
Dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram, dan hawa nafsupun terkendalikan, karena mengetahui resiko dari penggunaan hawa nafsu. “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram."
(QS. 13:28)
Karena kalau kita lupa mengingat Allah, maka setanpun dengan menunggangi keinginan dan hawa nafsu kita :
“Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan.Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi."
(QS. 58:19)
3. Selalu mencari jalan untuk mendekatkan diri kepadaNya :
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah Kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."
(QS. 5:35)
4. Seteguk kesabaran untuk memotivasi dirinya agar bersabar atas kepahitan yang dirasakan saat mengekang hawa nafsu.
5. Kekuatan jiwa untuk menumbuhkan keberaniaannya meminum seteguk kesabaran tersebut. Karena hakikat keberanian tersebut adalah sabar barang sesaat! sebaik-baik bekal dalam hidup seseorang hamba adalah sabar.
6. Selalu mengingat pahitnya kepedihan yang dirasakan daripada kelezatan menuruti kehendak hawa nafsu.
7. Hendaklah lebih mengutamakan manis dan lezatnya menjaga kesucian diri dan kemuliaanya daripada kelezatan kemaksiatan.
“Insya Allah dengan menjalankan cara-cara mengatasi hawa nafsu tersebut maka, lambat laun kita dapat mengendalikan hawa nafsu kita.”
Wallahu a’lamu bishshawab
JANGANLAH SAMPAI HEWAN TERNAK LEBIH BAIK KEADAANNYA DARIPADA DIRIMU !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar