Sumber: Said Hawwa dalam kitabnya yang berjudul
tarbiyah ruhiyah “bab 7 Riyadlah dan mujahadah dalam beribadah” penerbit Aula
Pustaka
Dalam postingan kali ini, saya
akan mengetengahkan sebuah kajian tentang pengamalan, setelah kita banyak
mengerti tentang dasar-dasar keilmuan
yang bisa membantu untuk memahami aspek-aspek spiritual dari amal perbuatan.
Saya juga mengajak kamum muslim untuk menggali ilmu dan menjalankan
pelatihan-pelatihan ruhiyah dalam
hidupnya (riyadhah ruhiyah, serta mengamalkan wirid-wirid harian secara rutin
(mujahadah, wirid harian). Dimana agar amalan tersebut bernilai ibadah di
hadapan Allah SWT maka harus di mulai langkah mencari ilmu secara kompherensif,
baik di madrasah-madrasah, melalui
kajian otodidak, dari buku, blog, web,
pengajian atau hadir dalam forum diskusi tentang ilmu keislaman, baik
yang bersifat umum atau yang bersifat khusus, adalah suatu kewajiban yang harus
di lakukan.
Sahabatku, teryata tak hanya
antivirus saja yang harus selalu di update, namun keimanan kitapun harus terus
di update karena setiap hari bahkan setiap detiknya masalah kita terus
bertambah kompleks seperti halnya virus yang ada di pc kita makin detik makin
kuat sehingga antivirus kita pun harus terus bertambah kuat pula, dimana salah
satu caranya adalah dengan mengupgradenya. Dari mulai kita anak-anak kemudian
tumbuh jadi remaja, terus mulai memasuki dunia sekolah menegah, itu juga
masalah, kemudian dari remaja kita tumbuh menjadi dewasa dan lulus sekolah
menengah kemudian masuk kuliah, itu juga masalah baru lagi, terus berlanjut
hingga kita di wisuda kemudian itu juga masalah lagi, setelah wisuda dapat
kerja itu juga timbul lagi masalah baru, kemudian menikah, punya anak itu juga
masalah baru lagi, terus berlanjut sampai kehidupan kita berakhir dan menghadap
Allah SWT. Jadi jika keimanan kita tidak selalu di upgrade, bukan tidak mungkin
masalah kita akan lebih besar dari pada keimanan kita, dan akhirnya berbagai
penyakit jiwapun muncul seperti gelisah, galau, depresi, korupsi, perzinahan
dimana-mana, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, bahkan ada yang sampai bunuh
diri-Nauzubilah hiindalik-, oleh karena itu kita sebisa mungkin harus dalam
keadaan keimanan kita lebih besar atau minimal sekali sama dengan masalah yang
sedang kita hadapi, salah satu caranya dengan mengupgradenya sesering mungkin,
terus persoalannya bagaimana cara menguprage keimanan kita, ternyata Rasulullah
Saw manusia yang paling mulia telah memberikan cara yang paling efektif untuk
mengupgrade keimanan kita sebagaiman sabdanya dalam suatu hadist:
“Sesungguhnya iman itu akan usang di dalam hati salah satu dari kalian,
sebagaimana usangnya pakaian. Maka mintalah kepada Allah agar Dia memperbaharui
iman di dalam hati kalian.” (HR.
Thabrani dan Hakim)
Dan hadist:
“Perbaharuilah keimanan kalian!” Seorang bertanya, “Wahai Rosulullah!
Bagaimana cara kami memperbaharui keimanan kami?” Beliau menjawab,
“Perbanyaklah membaca ‘la ilaha illallah.” (HR. Thabrani dan Ahmad)
Olah Spiritual (Riyadlah Ruhiyah)
Penulis
mengajak kaum muslim untuk menjalankan olah spiritual (Riyadlah Ruhiyah) dalam
kehidupannya, sesuai dengan kadar kemampuannya. Jika mereka mampu menjalani
olah atau pelatihan ruhiyah selama 40 hari maka kerjakanlah. Jika mereka mampu
menjalani pelatihan ruhiyah selama 3 hari ,
7 hari, 8 hari, lebih dari itu , kurang dari itu, atau mampu
berbulan-bulan maka lakukanlah, selagi tidak melalaikan pekerjaan dan
kewajibannya. Jika mereka tidak mampu melakukannya, maka lakukanlah apa yang
mereka bisa asal tidak menelantarkan
keluarganya, pekerjaanya yang menjadi mata pencahariannya, dan rutinitas
kewajiban-kewajibannya. Jika seseorang mengaitkan pelatihannya dengan
bulan-bulan tertentu, seperti bulan ramadhan bulan-bulan haram, sepuluh hari
bulan zulhiah atau bulan-bulan yang lain yang ditujukan oleh nash-nash syar’I
sebagai waktu istimewa, maka ia boleh melakukan hal itu. Jika ia tidak mampu
mengaitkannya, maka pelatihan-pelatihan ruhiyah boleh ia lakukan sesempatnya.
Apabila ia mampu menggabungkan antara puasa, qiyamullail, shalat berjamaah,
membaca Al-Qur’an dan berbagai jenis zikir, maka ia boleh melakukan hal itu.
Jika ia tidak mampu melakukannya, maka lakukanlah apa yang ia bisa, jika ia
hanya memfokuskan satu jenis zikir, seperti membasca shalawat kepada Rosulullah
SAW membaca la ilaha illahllah, istigfar, tasbih, tahlil, takbir, tahmid
(bacaan subhanallah walhamdulilah wala ilaha illallah wallahu akbar), maka hal
tersebut di nilai baik.
Pelatihan
ruhiyah seperti itu, dapat menaikan derajat manusia setinggi-tingginya dan
dapat memindahkan hati nya dari satu tahapan ke tahapan berikutnya. Dalam sunah
rosulullah SAW terdapat banyak penjelasan yang membuat kita termotivasi untuk
melakukan jenis-jenis wirid tertentu. Misalnya tentang itikafnya Rosulullah
SAW terdapat keterangan bahwa Rosulullah
Saw melaksanakan iktikaf di bulan ramadhan dan di luar bulan ramadhan. Pada
tahun tertentu beliau beritikaf selama 20 hari. Beliau juga berkhalwat di gua
Hira. Kegiatan berkhalwat ini meskipun dilakukan sebelum beliau diangkat
menjadi Nabi, namun ini merupakan sebuah karunia ibadah yang Allah limpahkan
kepada Rosulullah Saw. Di awal kemunculan islam terdapat kewajiban mengerjakan
qiyamullail atas seluruh kaum muslim. Kemudian kewajiban itu dihapus hingga
hukumnya menjadi sunnah. Ada pula nash0-nash yang mengisaratkan bilangan
tertentu. Seperti hadist yang di riwayatkan oleh Ibnu Majah dan Tirmizi,
“Barangsiapa melaksanakan shalat berjamaah di masjid selama empat puluh malam,
dan ia tidak pernah tertinggal rakaat pertama shalat isya niscaya Allah akan
menuliskannya bebas dari neraka.”
Jika
seorang muslim secara diam-diam berteguh
hati menjalani pelatihan ruhiyah selama 40 hari, lebih dari itu atau kurang
dari itu, maka apa dampak yang ia rasakan? Penulis katakan keimannya akan
berkembang , makna-makna tauhid didalam hatinya akan tertanam kuat, dan
pelatihan itu akan memberinya kejernihan berfikir, dan kecerdasan analisis, dan masih banyak faedah
lainnya. Jika amal perbuatan itu diulang-ulang pada setiap waktu senggang dalam
kehidupannya, mak diharapkan cahaya keimanan yang ada didalam hatinya akan
semakin besar dan selalu aktual.
Penulis
mengajukan sebuah agenda pelatihan ruhiyah sebagai berikut.
1.Shalat fardhu berjamaah.
2.Menjalankan seluruh shalat
sunat rawatib.
3.memelihara shalat sunnah dhuha,
shalat sunnah qiyamullail dan witir.
4.Shalat tasbih setiap hari.
5. Memfokuskan diri untuk
mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an di sela-sela pelatihan.
6.Menaruh agenda zikir rutin,
seperti istigfar, membaca shalawat kepada Rasulullah Saw, membaca kalimat
tauhid (lailaha illallah) dan zikir-zikir mutlaq yang lain. Ia harus berusaha
membaca masing-masing zikir sebanyak 70.000 kali. Hitungan 70.000 kali adalah
batasan maksimal dalam berzikir.
7. Menaruh agenda wirid yang
berkaitan dengan momen, seperti wirid-wirid shalat, al-ma’tsurat di pagi dan
sore hari. Jika ia merasa bosan dengan satu jenis wirid, maka ia harus
berpindah melakukan wirid yang lain.
8. Berpuasa pada hari apa saja
sesempatnya menyedikitkan makan, menyedikitkan bicara, dan bergaul dengan
orang-orang.
Ada
sebagian manusia yang mengatakan bahwa rutinitas ibadah diatas omong kosong dan
batil. Mereka ingin memalingkan kaum muslim dari melakukan ibadah-ibadah rutin.
Mereka lakukan itu karena mereka semua memiliki standar keilmuan yan rusak dan
tingkat keimanan yang sudah menipis. Sungguh, keimanan seberat biji sawi tidak
bisa ditandingi nilainya ileh siapapun. Jika keimanan seberat biji sawi saja
bisa mengeluarkan manusia dari api neraka dan dapat memeliharanya dari
kekekalan di dalamnya, maka bagaimana halnya dengan pelatihan-pelatihan ruhiyah
yang menjadikan keimanan manusia seperti gunung, memberinya ketentraman hati,
membersihkannya dari tuntutan-tuntutan hawa nafsu dan menjauhkannya dari godaan
dan fitnah setan?
Sungguh
setiap muslim harus berfikir jernih. Dan para murabbi yang berada di lingkungan
umat islam harus memberikan porsi khusus dalam
pelatihan ruhiyah ini. Untuk mengetahui kesahihan pendapat yang telah penulis sebutkan, maka cukup
kiranya bagi setiap muslim merenungi dua hadist berikut:
“Sesungguhnya iman itu akan usang di dalam hati salah satu
dari kalian, sebagaimana usangnya pakaian. Maka mintalah kepada Allah agar Dia
memperbaharui iman di dalam hati kalian.”
(HR. Thabrani dan Hakim)
Dan hadist:
“Perbaharuilah keimanan kalian!” Seorang bertanya, “Wahai Rosulullah!
Bagaimana cara kami memperbaharui keimanan kami?” Beliau menjawab,
“Perbanyaklah membaca ‘la ilaha illallah.” (HR. Thabrani dan Ahmad)
Jika kenimanan
yang masih utuh saja butuh pembaharuan, maka bagaimana halnya dengan hati yang
lalai? Bagaimana halnya dengan hati yang telah berlapis dosa? Bagaimana halnya
dengan hati yang penuh dengan bisikan-bisikan setan? Bagaimana halnya dengan
hati yang kebingungan? Bagaimana halnya dengan hati yang gelisah? Bagaimana
halnya dengan hati yang penuh keraguan? Bagaimana halnya dengan hati yang
digerogoti oleh penyakit dan keinginan-keinginan hawa nafsu?
Semua
ini membutuhkan pelatihan-pelatihan ruhiyah yang handal dan program ruhiyah
yang terarah. Adapun program yang penulis tawarkan di atas hanya sebagai
contoh. Seorang muslim yang menyibukan dirinya dengan membaca shalawat kepada
Rosulullah Saw selama berhari-hari sambil tidak lupa mengerjakan shalat fardu,
maka amaliah seperti itu mempunyai pengaruh yang sangat baik terhadap hatinya.
Demikian pula bila ia menyibukan membaca Al-Quran. Yang penting, seorang muslim
tidak boleh lupa untuk menjalankan pelatihan ruhiyah, baik sekali ataupun
berkali-kali dalam hidupnya.
untuk penjelasan lebih lengkap lagi baca lanjutannya part II dan lebih jauh lagi simaklah ini tentang hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar