Oleh Fadhil ZA
6. Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Al Jin 6)
alam_ghaib_1221200523059pm_satanDalam surat Al Jin ayat 6 Allah telah mengingatkan bahwa ada segolongan laki laki dari manusia yang minta pertolongan dan perlindungan pada sekelompok laki laki dari bangsa Jin, dan bangsa Jin itu hanya menambah dosa dan kesesatan bagi mereka. Dan didalam surat Al A’raaf ayat 27 Allah juga sudah mengingatkan agar kita hati hati dan waspada terhadap bangsa jin , karena mereka bisa melihat kita dari tempat yang kita tidak bisa melihat mereka.
Berteman dan bersahabat dengan bangsa Jin mudharatnya lebih besar daripada manfaatnya. Kita berteman dengan manusia saja yang bisa kita lihat dengan nyata masih sering tertipu, kadangkala orang yang kita percaya malah menghianati kita. Apalagi dengan bangsa Jin yang punya nafsu, akal, dan fikiran seperti manusia, yang bisa melihat kita dengan jelas sedang kita tidak bisa melihat mereka . Tentu saja kita tidak bisa tahu kalau Jin itu menipu dan membodohi kita.
Namun demikian pada kenyataannya masih banyak orang yang tertarik untuk berteman dengan bangsa Jin, mereka tergiur berbagai keistimewaan dan kelebihan yang dijanjikan oleh bangsa Jin itu. Padahal semua janji itu adalah janji palsu dan penuh kebohongan seperti yang disebutkan Allah dalam surat Al Israak ayat 64 :.”……dan tiada yang dijanjikan syetan pada metreka melainkan tipuan belaka”
Berikut ini kami sampaikan pengalaman beberapa orang yang berteman dengan bangsa Jin yang pada akhirnya mengambil keputusan untuk mengakhiri pertemanan tersebut sesudah banyak mengalami berbagai kesulitan akibat ulah bangsa jin itu.
(1). MENGAPA SAYA TIDAK LAGI BERTEMAN DENGAN JIN
Oleh : Achmad Siddik Thoha
Ini sebuah kisah nyata. Pelakunya adalah saya sendiri.. Anggap saja ini adalah testimony negarif dari produk yang dijual oleh kelompok Jin (makhluk ghaib) dengan merek label Beladiri Isi. Ya, beladiri yang menjajikan pada yang berlatih memiliki kekuatan ekstra seperti bisa melihat sesuatu di balik tembok, bisa berjurus diluar yang dipelajarinya, kebal senjata, mementalkan orang yang menyerang, menarik orang yang sudah lari dan lain-lain.
Belajar ilmu itu merupakan sarana berteman dengan jin. Saya sudah merasakannya selama 5 tahun. Pertemanan saya dengan Jin tak harmonis dan akhirnya saya “remove” dia dari list pertemanan dalam hidup saya, selama-lamanya.
Anggap saja tulisan ini adalah bentuk pertobatan saya pada Allah, Tuhan Yang Maha Pengampun. Semoga ada manfaatnya bagi yang belum pernah tersentuh atau add friend dengan Jin. Kalau sudah confirm pertemanan dengan Jin, segera remove sebelum privacy Anda diusik dan ditelanjangi olehnya.
Saya yang ‘Keras’
Saya lahir dan tumbuh di lingkungan yang keras di sebuah daerah Tapal Kuda di Jawa Timur. Bukan keluarga saya yang mebuat saya keras, tapi dari lingkungan pergaulan. Hidup di lingkungan dengan budaya Madura yang dikelililingi oleh orang Arab membuat saya ikut berkarakter sama dengan dua etnik tersebut. Meski tidak semua orang Arab dan Madura keras, secara umum mereka dipersepsikan seperti itu.
Jadilah masa kecil saya penuh dengan pertarungan, dalam arti sesungguhnya alias perkelahian. Hal kecil seperti mengolok-olok bisa berujung pada perkelahain. Itu wajar terjadi karena semasa kecil perawakan saya ceking, namun keberanian saya di tempa di lingkungan yang keras itu. Dulu saya sering nekad menantang berkelahi teman yang berat badannya 5 kali lipat dari saya. Benar-benar Bonek, Bondo Nekad (Bekal nekad).
Awal Berhubungan dengan Jin.
Perkelahian yang kerap terjadi membuat hidup saya terasa terancam. Ancaman itu saya respon dengan mencari bekal untuk membela diri. Beberapa kali saya berusaha belajar beladiri namun tidak pernah disiplin. Akhirnya saya terdampar mempelajari beladiri ‘praktis’. Praktis artinya tidak perlu cape-cape berlatih, ilmu beladiri akan “menyusup” dan dalam sekejap kita sudah menguasainya.
Saya tahu, beladiri yang saya kuasai ini tidaklah normal. Meski sedikit diajari teknis dasar beladiri seperti kuncian dan patahan, namun aspek mistislah yang sangat dominan disini. Kesadaran tentang adanya ilmu ‘hitam’ yang sudah merasuk ke dalam diri saya hilang oleh kebanggaan bahwa saya sudah meiliki bekal cukup menghadapi ancaman.
Mulai “Diisi” Jin
Ayam Cemmani (ayam berdarah hitam) dengan harga Rp. 25.000 (harga tahun 1993-an) berhasil saya beli dari tabungan saya. Ini adalah salah satu syarat saya bisa berguru pada “Guru Beladiri Isi”(saya sebut saja begitu, karena tubuh saya diisi oleh kekuatan Jin).
Ritual pengisian berlangsung cepat. Saya diminta memakan hati Ayam Cemmani yang sudah digoreng. Setelah itu Sang “Guru” menghampiri saya dan menusukkan keris ke perut saya. Betapa kagetnya, saya ketika keris iu tertusuk ke perut, namun tidak menimbulkan sakit. Ya, tidak sakit karena keris itu ujungnya tumpul. Seiring keris ditusukkan, kekuatan luar dari jin itu telah resmi menyusup ke dalam tubuh saya. Sejak saat itu saya sudah “resmi” bermitra dengan Jin.
Memakai Jimat Sabuk dan Cincin
Sang “Guru” rupanya tak henti memberi “saran” agar kekuatan saya berlipat ganda. Saya disuruh oleh “Guru” memakai cincin batu kecubung dan sabuk yang katanya terbuat dari kulit rusa. Istilah kerennya Jimat. Tentu saja tidak gratis, saya harus membelinya dengan merengek-rengek pada orang tua terlebih dulu.
Dengan jimat dan cincin itu kepercayaan diri saya melejit naik. Saya tak pernah merasa takut dengan siapapun. Preman di terminal Semarang, Medan dan Surabaya bahkan pernah saya bentak-bentak dan dan saya tantang. Mungkin saat itu premannya masih kelas teri, jadi takut oleh bentakan, hehe.
Di kemudian hari, saya baru tahu bahwa saya dibohongi total oleh orang yang saya anggap “Guru” itu. Menurut pengakuan banyak orang yang tertipu,” guru” tersebut menawar-nawarkan jimat yang tak ada gunanya sama sekali. Dia hanya menipu agar memperoleh uang dari kebodohan saya dan orang lain.
Puasa Mutih
Tak puas menguras uang saya yang saaat itu saya masih baru lulus SMA, “Guru” itu menyuruh saya mengamalkan dzikir dan puasa mutih. Dzikir harus ditujukan ke salah satu “Guru Besar atau “Syekh” sebelum dilantunkan. “Guru Besar atau “Syekh” itu tak lain adalah Jin yang menemani saya (Berdasarkan konsultasi dengan ulama dan Ustadz). Dzikir berupa kalimat bahasa Arab dari asmaul’ husna yang dilafalkan 10,.000 kali setiap hari. Banyak banget, ya.
Ritual yang lumayan berat adalah puasa mutih. Saya harus berpuasa tiga hari berturut-turut dan tidak
boleh buka pada hari terakhir. Berbuka pun tidak boleh makan lauk pauk dari hewan. Pada Malamnya, di hari terakhir puasa, saya harus melafalkan dzikir atau mantra dengan hitungan sepuluh ribu dalam kondisi tidak boleh tidur sampai matahari terbit. Saya sempat beberapa kali mengalami halusisnasi saat berdzikir. Dulu saya anggap saya sudah bertemu “Syekh” yang akan memberi kekuatan pada saya. Hmmm dasar obsess banget saya saat itu.
Praktek Memanggil Jin dan Berjurus Beladiri
Usaha saya memang tidak sia-sia. Apa yang saya obsesikan bisa saya dapat. Kekuatan jin untuk menyatu dengan badan dan menyuruhnya menggerakkan jurus apa pun dari ilmu beladiri bisa dengan mudah saya lakukan. Dengan mantra tertentu, dalam hitungan detik, bulu kuduk saya merinding dan masuklah jin ke tubuh saya. Lalu saya tinggal “memesan” jurus apa saja.
Saya pernah menyuruh jin untuk menggerakkan saya menirukan gerakan Kungfu Jet Li, Samo Hung, Jacky CheN dan Jurus Pedang Ninja. Saya pun semakin yakin karena kawan-kawan “seperguruan” juga melakukan hal yang sama. Jurus yang “dipesan” itu benar-benar mirip dengan apa yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang ada dalam film. Meski tubuh kita kaku, gerakan “pesanan” itu bisa lentur. Bahkan gerakan Split (merentangkan kakli sampai kepala menyentuh tanah) bisa saya lakukan dalam kondisi “ditunggagi” jin. Semua ini berlangsung dalam kondisi tidak sadar.
Apa yang terjadi setelah sadar? Pastinya tubuh kita terasa nyeri, pegal dan kadang darah yang keluar mulai terasa sakit. Ya, pasti akan pegal dan nyeri karena jin itu sesudah keluar dan kita seperi diri sendiri lagi yang sebenarnya tak wajar melakukan geakan tanpa latihan. Untung saja tidak ada bagian tubuh saya yang rusak sampai saat ini.
Mulai Resah
Kekuatan yang saya miliki dan interaksi saya dengan Jin mulai meresahkan. Saya sering melakukan gerakan tanpa bisa saya control. Bahkan bisikan Jin itu menggiring saya melakukan hal-hal yang syirik, ingin menandangi kekuatan Tuhan. Astaghfirullah.
Saya mulai resah. Saya ingin hidup normal dan tidak bayang-banyangi oleh bisikan syetan. Saya bertekad menghilangkan ini.
Meminta Dihilangkan
Keresahan itu membuat saya datang lagi ke “guru”. Saya meminta doa-doa untuk bisa lepas dari kendali jin. Saya diberi doa singkat untuk lepas dari kendali jin oleh “Guru”
Entah karena ketepatan doa atau karena kesibukan saya yang sudah memasuki perkuliahan, pengaruh itu hilang. Saya juga sudah tidak lagi peduli dengandzikir dan mantra yang harus dibaca ribuan kali itu. Saya lebih peduli dengan kuliah, praktikum dan ujian di Kampus. Ilmu dan jin itu menghilang dengan sendirinya. Mungkin Jin nya gak tahan dengan jadwal kuliah yang padat dan materinya sulit. Tuhan selalu sayang dengan saya.
Belajar Beladiri
Obsesi menguasi beladiri akhirnya kesampaian juga. Saya bergabung di kelompok beladiri yang berlatar belakang agama. Gerakan Tai Chi yang lembut disertai pernafasan membuat saya tertarik. Sayang sekali, obsesi ini kandas. Setelah setahun belajar beladiri mirip Tai Chi ini, saya kecewa setelah melewati prosesi mirip ritual saat saya dulu disusupi jin. Batal Maning, Batal Maning…
Saya tidak putus asa. Meski usia saat itu memasuki limit 30 tahun, saya tetap mencari tempat beladiri. Akhirnya saya mendapatkan tempat yang tepat. Jauh dari ilmu jin dan membuat saya konsisten berlatih hingga saat ini. Saya pun dipercaya oleh Guru Beladiri saya sekarang untuk melatih orang lain beladiri Thifan Po Khan Tsufuk, rumpun ilmu beladriri Kungfu dari Cina.
Menyembuhkan Kesurupan
Alhamdulillah, apa yang saya alami dengan pertemanan (kaya’ FB dan Kompasiana) dengan Jin tetap membawa hikmah. Ini terjadi saat saya diminta untuk menangani kesurupan mahasiswa. Saya sungguh merasa kasihan melihat orang kesurupan. Mukanya pucat, pikirannya tidak sadar dan badannya kaku. Orang yang kesurupan sudah tidak lagi menjadi dirinya sendiri. Dia sudah menjelma Jin meski badannya manusia.
Saya awalnya gugup menangani ini. Namun berbekal pengalaman dulu mempermainkan jin keluar masuk badan saya, saya percaya saya bisa. Tentu saja atas pertolongan dan kekuatan-Nya. Sampai saat ini sudah empat kali saya bisa membantu orang yang kesurupan bisa sadar kembali. Memang tidak bisa sembuh total, namun dalam kondisi darurat kesadaran dirinya bisa kembali.
Apa Hikmahnya?
Sahabat, tak ada yang bemanfaat berkawan dengan jin dengan tujuan apapun. Mau kaya, Jin itu bukanlah pemodal yang memberikan kita uang banyak. Dia justru membuat kita bangkrut karena kita tersandera oleh kesesatan berpikir dan malas berusaha. Mau disukai lawan jenis, Jin itu bukan peƱata rias wajah dan motivator yang bisa menyulap wajah dan kepribadian kita menjadi lebih baik. Malah sebaliknya, wajah kita kusut abis dan kepribadian kita yang sesungguhnya terenggut. Mau berwibawa. Jin itu bukan guru dan pembimbing yang mengajari kita soal kpepemimpinan dan ketauladanan. Sebaliknya dia membuat kita lepas kendali dan melakukan hal-hal yang jauh dari agama. Mau jadi jawara dan gagah. Jin tak member kita ilmu melatih badan yang benar, sehat dan berkembang. Jin justru menjerumuskan kita pada pola hidup tidak sehat dan mengobarkan api kemarahan dalam diri kita.
Jadi, mengapa saya tidak lagi berteman Jin. Itulah ceritanya. Apakah sahabat mau mencoba-coba. Sebaiknya tidak, karena saya masih beruntung bisa normal lagi. Banyak teman saya yang sampai saat ini tidak bisa kembali ke dunia normal bahkan mati masih dalam pengaruh jin. Kita berlindung pada Tuhan dari hal buruk seperti itu.
Salam pertemanan, (bukan dengan Jin, ya J)
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/01/30/mengapa-saya-tidak-lagi-berteman-dengan-jin-434687.html
(2) SILATURAHMI DENGAN JIN MUSLIM BOLEHKAH ?
-Ustadz Sigit Pranowo Lc-
Saya mau bertanya mengenai hubungan manusia dengan jin. Sering saya mendenga kalimat Haram bersekutu dengan jin. Tetapi yang saya tahu jin itu ada yang muslim, dan kita sebagai orang islam wajib menjaga silaturohmi dengan sesama muslim. Jadi apakah kita tetap tidak boleh BERTEMAN dengan jin muslim? Karena menurut saya apapun bantuan yang kita dapatkan dari jin apapun bentuknya tetep sama saja seperti ketika kita mendapatkan bantuan dari sesama manusia cuma berbeda bentuknya. Kecuali kalo kita menyembah jin maupun kekuatannya..Tolong berikan penjelasan mengenai hal ini agar pemahaman saya bertambah baik. Terima kasih
Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara Agus yang dimuliakan Allah swt
Yang pertama bahwa berinteraksi atau bergaul dengan jin merupakan sesuatu yang mengandung bahaya besar, dan ia merupakan salah satu pintu keburukan dan kerusakan. Cukuplah dalam hal ini bahwa kemusyrikan tidaklah masuk kedalam diri manusia kecuali melalui jalan mereka (jin), sebagaimana diinformasikan oleh Rasulullah saw tentang pengajaran Allah kepada hamba-hamba-Nya,”Dan sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku seluruhnya dalam keadaan lurus maka kemudian datanglah setan dan menyimpangkan mereka dari agama mereka. Dia mengharamkan bagi mereka apa yang Aku halalkan bagi mereka serta memerintahkan mereka agar menyekutukan-Ku dengan apa-apa yang tidak Aku turunkan kepadanya suatu penjelasan.” (HR. Muslim)
Walaupun diantara golongan jin ada yang beriman dan muslim sebagaimana diantara mereka juga ada yang kafir dan fasiq namun ketidaknampakan mereka dihadapan manusia menjadikan ketidaktentraman manusia terhadap siapa pun diantara mereka (jin) dan menjadikan manusia khawatir dengan tipu daya mereka, khususnya saat tersebar luasnya kebodohan, bid’ah yang mengantarkan kepada kemusyrikan, dan pada umumnya menjatuhkan kebanyakan manusia kedalam apa-apa yang diharamkan kemudian tidaklah banyak bermanfaat bagi mereka kecuali sedikit sekali, firman Allah swt :
Artinya : “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al Jin : 6)
Untuk itu fatwa ahli ilmu mengharamkan adanya saling memberikan dengan jin dan bergaul dengan mereka secara mutlak—baik terhadap jin yang mukmin maupun kafir diantara mereka—dan yang penting adalah tidak menggampangkan permasalahan ini serta sebagai tindakan preventif dari terbukanya pintu fitnah dan kecemasan, dan memelihara hati manusia untuk tetap terisi oleh fitrah imaniyah.
Didalam al Mausu’ah al Fiqhiyah (14/18) : “Adapun meminta pertolongan kepada selain Allah swt, baik kepada manusia atau jin, apabila meminta pertolongan kepada jin maka hal ini terlarang, karena bisa mengakibatkan kemusyrikan dan kekufuran, sebagaimana firman Allah ta’ala :
Artinya : “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al Jin : 6)
Syeikh al Albani didalam kitabnya “As Silsilah ash Shahihah” (pada hadits no. 2760) mengatakan,”Dan sisi ini, sebagian orang secara demonstratif mengobati manusia, yang umumnya mereka disebut dengan “Dokter Rohani” baik dengan cara-cara kuno berupa berhubungan dengan kawannya dari golongan jin—sebagaimana pernah dilakukan pada masa jahiliyah—atau dengan cara yang saat ini dikenal dengan menghadirkan arwah, dan sejensinya, menurutku, “Hipnotis”, maka sesungguhnya itu semua merupakan sarana yang tidak disyariatkan karena hal itu kembali kepada permintaan tolong kepada jin yang merupakan sebab kesesatan orang-orang musyrik, sebagaimana disebutkan didalam Al Qur’an al Karim :
Artinya : “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al Jin : 6)
Sebagian orang yang melakukan permintaan bantuan kepada golongan jin beranggapan bahwa mereka meminta pertolongan kepada jin-jin yang sholeh diantara mereka maka ini adalah anggapan yang tidak betul, karena mereka tidaklah mungkin—umumnya—bercampur dan berinteraksi dengan jin-jin itu sehingga dapat menyingkap kesalehan atau kerusakan mereka. Kita mengetahui melalui pengalaman bahwa kebanyakan diantara manusia yang memiliki pertemanan yang kuat dengan jin-jin ternyata pada akhirnya anda mendapatkan kejelasan bahwa jin-jin itu bukanlah termasuk dari yang shaleh, firman Allah swt :
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At Taghabun : 14), ayat ini membicarakan tentang manusia yang nampak lantas bagaimana terhadap jin yang kata Allah swt :
“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al A’raf : 27).
Wallahu A’lam
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/silaturahim-dengan-jin-muslim-boleh.htm#.U08o2aJdBTY
(3) BERTEMAN DENGAN JIN (SEBUAH PENGALAMAN)
Andhy Dharma
Perkenalanku dengan jin dan bangsa alam gaibnya dimulai sejak aku berkerja menjadi seorang sales di daerah jawa tegah.
Pertama mengenal jin dan kawannya karena ingin jualan saya laris sehinga dikenalkan teman dengan seorang paranormal,dan di beri pegangan yang katanya berisi 100 khadam atau jin yang berfunsi sebagai pengasihan.
Intinya jimat ini berfunsi menbuat kita pede ketika menawarkan produk saya ke toko toko elektronik.
Semankin mengenal alam ini ,mankin menbuat penasaran sampai suatu saat saya bertemu dengan seorang guru kebatinan yang juga berprofesi sebagai paranormal dan menpunyai banyak murid.
Dan mulai lah berbagai amalan dan puasa kujalani yang intinya supaya bisa masuk dan menembus alam gaib.
Setelah menjalani serangkain laku ,seperti puasa mutih, puasa nyirik (tak makan makanan jenis tertentu) dan laku meditasi kungkum(meditasi) di sungai setiap malam jum,at legi.
Dan kamipun sering diajak melakukan ziarah ke makam makam keramat,untuk berdoa dan pada sesi terakhirnya meyedot energi dari makam keramat tersebut.
Dan mulai aku bisa melihat makhluk makluk halus dari yang cantik sampai yang menyeramkan.
Dan akupun mulai bisa berkomunikasi dengan para mahkluk itu. Dan pada awalnya sangat menyenangkan ,karena bermacam jin dan jenisnya itu bisa kita perintahkan untuk melakukan apa saja dan bisa tempat kita bertanya mengenai hal apapun.
Dan bahkan ada sebagian jin itu berbentuk cahaya putih bersih yang mengaku dia bukan jin tapi malaikat.
Namun lama lama jin jin ini terasa sangat mengangu karena ego mereka sangat tinggi.
Misal ketika ada yang bertanya tentang sakitnya ,maka di hatiku jawaban obat untuk menyembuhkan penyakit orang itu bisa berbentuk 5 jawaban dan ketik kuambil satu jawaban yang kukira masuk akal ,malah malamnya empat jin lain yang meberikan jawaban dan solusi untuk orang itu, namun tak saya sampaikan maka mereka akan ngmbek dan marah marah karena jawaban mereka tak saya pakai.
Untunglah suatu hari saya diajak seorang teman ke guru meditasi saya romo sugito.
Dan pertama kali bertamu beliau langsung berkata pada saya:
“Buat apa menbawa bawa perewangan (jin dan temannya) kamu ngerti apa arti kata perewangan? Atau pembantu ?
Dia berarti saiki aku ngewangin koe ,sesok mati koe ngewangi aku”
Artinya: jin itu sekarang menbantu kamu di dunia nanti dia alam setelah kematian mu maka engkau akan jadi anak buahku kata jin itu”
Akupun diam tertunduk malu mendengar kata kata romoku.
Dan ia melanjutkan:
“Segala meditasi dan lakumu tak salah tapi harus kau tujukan pada Sing Ngawe Urip(Tuhan) .Bukan mencari kesaktian atau ilmu apapun semua hanya agar kita dekat dengan dia ,dan masalah dalam lakumu ia menberikan kelebihan padamu itu anugrah kalau tidak dikasih bonuspun tak apa,yang penting kita pasrah total padaNYA.
Dan mulai hari itu akupun mulai belajar mendekatkan diri pada Tuhan ,dengan doa dan laku dan tak lagi mau berteman atau berkomunikasi dengan jin dan temanya.
Inilah sekilas perjalananku yang dulu sempat mengenal jin dan jenisnya ,dan tak ada guna malah hanya bikin pusing saja ,dan lama lama malah sering sakit pingang dan sesalk di dada ,yang ketika kutanyakan kenapa pada romoku ,ia bilang kan jinnya numpang makan di jiwa dan akhirnya merusak phisikmu.
Pengalaman ini kuceritakan agar teman teman sekalian janganlah mau berkenalan dengan jin dan jenisnya.
Cukup arahkan saja ibadah dan laku anda untuk mendekatkan diri pada Tuhan lewat cara dan metode agama anda masing masing.
Salam damai selalu
http://filsafat.kompasiana.com/2010/01/15/berteman-dengan-jinsebuah-pengalaman-54601.html
CATATAN:
Terjadinya interaksi antara bangsa manusia dengan bangsa Jin didunia ini tidak bisa dihindari. Allah telah menjadikan kita sama sama hidup di bumi ini dalam kondisi berbeda. Jin tidak bisa dilihat oleh manusioa sedangkan bangsa Jin bisa melihat manusia.
Jin adalah mahluk ghaib yang mempunyai hak dan kewajiban sama dengan manusia. Mereka juga punya hati, penglihatan , pendengaran dan akal seperti disebutkan dalam surat al A’Raaf 179. Karena itu mereka juga punya kewajiban beribadah sama seperti manusia juga sebagaimana disebutkan dalam surat adzariat 56. Diantara bangsa Jin ada yang beriman, kafir, musyrik, atheis seperti disebutkan dalam surat al Jin ayat 14.
Kita tidak tahu dengan pasti bagaimana hakikatnya Jin yang menjadi teman kita itu, karena kita tidak bisa melihatnya . Karena itu jauhilah berteman dengan ba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar